Di Sini
*untuk mereka di Salatiga
 |
Salah satu adegan di dalam Techno Ken Dedes, Salatiga, 19 Juni 2012 |
Jadi...
di sinilah aku
di kota keheningan dan cinta
Sebenarnya aku datang hanya ingin
memandangmu,
bukan meninggalkan benihku.
Namun, terlanjur... maafkanlah aku.
Kuharap benih itu berkembang di rahimmu
baik-baik...
jadi kata
jadi puisi
atau drama
atau sekadar maki!
Di sini, di kota ini, dulu aku mencari
Tuhan.
Di sini pula aku mengartikulasikan
cinta.
Kini, izinkan aku menumpang,
merebahkan tubuh di dalam pelukan
panggung teater...
di sisimu...
di sini.
Segala cinta,
hidup,
kata,
dan kenangan akan Tuhan,
melebur di dalam perjumpaan...
wajahku dengan wajahmu...
di sini.
Kautahu,
kota ini selalu saja mendiktekan
diksi menjadi puisi.
Menyesal aku tak membawa kertas dan
pena.
Kukutuki diriku oleh karenanya.
Hingga akhirnya aku harus menyampah di
sisimu.
Tapi, percayalah,
esok sampah-sampah ini akan kurangkai
jadi puisi,
untukmu di sini.
20 Juni 2012
Padmo Adi
indaaaaah
ReplyDelete:)
Deleteterima kasih atas apresiasi Anda