*Unduh naskah di sini.
Dramatic Personae
Yesus dari Nazareth : Pemuda berusia 30-an tahun. Seorang saleh yang visi dan
praksis teologisnya menjadi duri-dalam-daging bagi tua-tua Yahudi, imam-imam,
dan elite agama Yahudi. Pada-Nya dituduhkan penghujatan terhadap TUHAN, sesat,
dan bahkan pemberontakan sosial-politik terhadap otoritas Romawi.
Maria, ibu Yesus : Seorang perempuan berusia sekitar 45-an hingga 50-an tahun.
Janda Yusuf dari Nazareth. Ibu dari Yesus dari Nazareth yang setia menemani
peziarahan hidup anak lelakinya itu. Dia satu-satunya pribadi yang mencoba
memahami dan menerima misi hidup Yesus dalam diam yang bijaksana.
Hanas :
Salah seorang Imam Agung di Bait Allah. Mertua Kayafas.
Kayafas :
Imam Agung yang secara resmi, sah, dan diakui otoritas Romawi menjabat di Bait
Allah. Menantu Hanas. Orang yang mengusulkan Yesus disingkirkan demi
kepentingan seluruh bangsa.
Pontius Pilatus : Prefek Romawi kelima untuk Provinsi Yudea.
Otoritasnya berada langsung di bawah Kaisar Tiberius. Orang yang menjadi hakim
di dalam sidang perkara Yesus dan yang menjatuhkan hukuman salib bagi-Nya,
walau cuci tangan.
Claudia Procula : Istri Pilatus. Dia yang mendapat mimpi bahwa Yesus
adalah seorang suci dan tidak bersalah. Dia mencoba mendesak suaminya untuk
melepaskan Yesus dan memperingatkan Pilatus akan nasib buruk yang menghantui
jika mengeksekusi-Nya. Dia memiliki simpati terhadap ajaran dan semangat hidup
Yesus.
Herodes Antipas : Putra dari Herodes Agung. Penguasa dari daerah Galilea
(tempat di mana Yesus berasal) dan Perea. Galilea dan Perea adalah kerajaan
yang tunduk kepada Kekaisaran Romawi. Dialah yang memenggal kepala Yohanes
Pembaptis, sepupu Yesus. Dia juga yang penasaran terhadap sosok Yesus dan ingin
melihat Yesus melakukan mukjizat dengan mata kepalanya sendiri.
Kepala Pasukan : Seorang Kepala Pasukan Romawi bisa membawahi lebih
dari 1000 prajurit. Kepala Pasukan di masa Yesus disalibkan ini merupakan
seorang Romawi (non-Yahudi) yang pada akhirnya mengakui bahwa Yesus adalah
orang benar, Anak Allah.
Yudas Iskariot : Satu dari dua belas rasul. Menjual Yesus kepada
Imam-imam Agung dengan 30 keping perak dan mengkhianati-Nya dengan sebuah
ciuman. Dia salah paham dengan visi-misi dan praksis Yesus yang menurutnya
kurang revolusioner (tidak ada pemberontakan fisik melawan penjajah Romawi).
Akhirnya dia menyesal dan bunuh diri.
Simon Petrus : Satu dari dua belas rasul. Pemimpin para rasul.
Seorang lelaki yang terkesan penuh semangat dan gairah hidup, untuk menutupi
rasa takutnya. Saking takutnya, dia menyangkal mengenal Yesus sebanyak 3 kali,
walau pada akhirnya dia menyesal dan menemukan keberanian untuk memimpin para
pengikut Yesus.
Yohanes :
Satu dari dua belas rasul. Murid yang paling dekat dan dikasihi Yesus. Seorang
yang selalu mencoba menyelami misteri hidup Yesus jauh lebih dalam dari
rekan-rekannya.
Yakobus :
Satu dari dua belas rasul. Saudara Yohanes.
Maria Magdalena : Perempuan yang dulu pernah disembuhkan Yesus dari
kerasukan roh jahat dan akhirnya menjadi pengikut Yesus. Disebut pula rasul
dari para rasul. Perempuan yang mendampingi Maria, Ibu Yesus, menemani
perjalanan sengsara putranya.
Veronika :
Salah satu perempuan Yerusalem. Pengusap wajah Yesus.
Simon dari Kirene : Seorang rantau, dari Afrika Utara (daerah yang sekarang
bernama Libya), yang ditunjuk Kepala Pasukan untuk membantu Yesus memanggul
salib hingga ke Golgota.
Yusuf dari Arimatea : Seorang kaya. Memiliki tanah di mana terdapat kuburan baru,
tempat Yesus dikuburkan.. Anggota Majelis Besar. Berasal dari Arimatea
(sekarang Ramla, Israel). Pengikut rahasia Yesus. Dia memberanikan diri
menghadap Pilatus untuk mengubur Gurunya yang telah tewas disalib.
Yesus Barabbas : Seorang revolusioner, pemberontak, pembunuh, bandit,
provokator, biang kerusuhan.
Imam 1 :
Imam Bait Allah. Anggota Sanhedrin (Mahkamah Agama).
Imam 2
Saksi 1 :
Saksi yang memberi kesaksian dusta yang memberatkan Yesus.
Saksi 2
Laki-laki :
Lelaki, saudara Malkus yang telinganya dipotong Petrus di Taman Getsemani.
Turut serta menangkap Yesus di Taman Getsemani. Mengenali wajah Petrus.
Perempuan 1 :
Perempuan di perapian dekat Bait Allah. Pernah melihat Petrus bersama-sama
dengan Yesus.
Perempuan 2 :
Perempuan di perapian dekat Bait Allah. Mengenali logat Petrus bukan logat
selatan, tapi logat Galilea.
Prajurit 1 :
Centurion Romawi.
Prajurit 2
Prajurit 3
Prajurit Herodes : Prajurit Raja Herodes yang mengawalnya.
Penjaga Bait Allah 1 : Orang-orang yang dipimpin Yudas Iskariot menangkap Yesus di
Taman Getsemani.
Penjaga Bait Allah 2
Penjaga Bait Allah 3
Malkus :
Salah satu Penjaga Bait Allah yang telinganya dipotong Petrus.
Perempuan-perempuanYerusalem:
Pengagum-pengagum Yesus yang meratapi eksekusi-Nya.
ADEGAN I - CIUMAN PENGKHIANATAN
Tengah malam. Taman Getsemani. Bulan purnama bersinar dengan
terang. Yesus berjalan diiringi Petrus, Yakobus, dan Yohanes.
Yesus :
(Berhenti. Memandang ketiga muridnya itu
dengan pilu. Akhirnya berkata...) Hatiku sangat sedih... seperti ingin mati
rasanya.
Petrus :
Tuhan... .
Yesus :
Tinggallah di sini. Duduklah. Sementara aku berdoa di sana. (Berjalan beberapa meter menjauhi ketiga
muridnya.)
(Setelah
sampai pada sebuah batu yang besar di tengah-tengah taman itu, Yesus berlutut,
rasa takut dan sedih bercampur menjadi satu. Lalu dia berdoa...) Bapa,
hanya pada-Mu aku berserah. Seluruh hidupku kujalani untuk melakukan
kehendak-Mu. Allahku, ya Bapaku, aku berseru kepada-Mu di malam ini, tetapi
tidak juga aku tenang. Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas
puji-pujian orang Israel. Kepada-Mu nenek moyang kami percaya, dan Engkau
meluputkan mereka. Kepada-Mu mereka berseru, dan mereka terluput dari mara
bahaya. kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. Bapa, Engkau
yang mengeluarkan aku dari kandungan. Engkau yang membuat aku aman pada dada
ibuku. Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku
Engkaulah Allahku. Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan
tidak ada yang mampu menolong aku. Kengerian menggentarkanku. Jika sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari padaku. Tak ada yang mustahil bagi-Mu.
|
Yesus berdoa di taman Getsemani (doc. pribadi) |
(Yesus
membungkuk. Dia menggigil ketakutan sambil terus berdoa. Bayangan kematian
terpampang dengan jelas di depan wajahnya. Setelah sejenak membungkuk itu,
Yesus lalu menengadah, menarik nafas panjang, dan dengan keyakinan serta
keberanian berkata...) Allahku, jikalau cawan ini berlalu hanya bila aku
meminumnya... bukan kehendakku yang jadi... jadilah kehendak-Mu!
(Menengok ke arah para murid. Berdiri pelan.
Berjalan ke arah mereka.) Tidakkah kalian sanggup berjaga-jaga barang satu
jam denganku? Menemaniku?
Petrus :
Gu... Guru... . Maafkan kami. Kami mengantuk.
Yesus :
Bangun dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. Roh memang
penurut, tetapi daging lemah.
Yohanes :
Engkau tidak apa-apa, Guru?
Yesus :
(Memandang ke arah lain.) Saatnya
sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Marilah
kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.
Yudas Iskariot datang beserta
para penjaga Bait Allah dan orang-orang Imam Agung (Malkus dan Laki-laki turut
serta).
Yudas Iskariot : (Berteriak dari
kejauhan...) Guru!!! (Mendekat,
sedikit berlari) Guru... . (Setelah
dekat) Guru. (mencium pipi Yesus).
Yesus :
Yudas... Yudas... apakah dengan ciuman kau mengkhianati Anak Manusia?
(Kepada
orang banyak) Siapakah yang kalian cari?
Malkus :
Yesus dari Nazareth.
Yesus :
Akulah dia.
Laki-laki :
Tidak mungkin... (Mundur ke belakang.
Tersandung kaki temannya, lalu jatuh ke belakang.)
Yesus :
Siapakah yang kalian cari?
Malkus :
Yesus dari Nazareth.
Yesus :
Sudah kukatakan, akulah dia.
Malkus :
Ayo tangkap! (Bergerak segera ke arah
Yesus)
Murid-murid Yesus melawan.
Yudas lari tunggang langgang. Petrus yang panik mengambil pedang, lalu menetak
telinga Malkus yang hendak meringkus Yesus. Malkus mengerang kesakitan. Yesus
menolong Malkus.
Yesus :
Simon!!! Sarungkan pedangmu! Orang yang hidup dengan pedang, akan mati pula
dengan pedang. (Menyambung kembali
telinga Malkus)
(Kepada
para penjaga Bait Allah) Kalau memang aku yang kalian cari, biarkan mereka
ini pergi.
Para penjaga Bait Allah
melepaskan murid-murid Yesus. Yesus pun dijerat dan dibawa ke Sanhedrin.
Rombongan penjaga Bait Allah dan Yesus keluar.
Yakobus : Bagaimana ini?
Petrus : Beri tahu yang lain!
Yohanes : Aku akan mengikuti mereka.
Petrus : Aku ikut bersamamu.
Yohanes : (Kepada Yakobus) Kak, bawa ibu ke Sanhedrin. Kita bertemu di sana.
Petrus : Ayo lekas!
Yakobus keluar. Yohanes dan
Petrus keluar melalui tempat yang lain.
ADEGAN
II - HANAS DAN KAYAFAS
Pagi-pagi buta. Sanhedrin. Hanas
masuk. Langkahnya cepat. Mondar-mandir. Gusar.
Hanas : Kenapa lama sekali
orang-orang bodoh itu?
Kayafas masuk. Berhenti
sejenak. Memandangi tingkah Hanas.
Kayafas : Bapa... ada apa? Sepertinya
Bapa sedang risau.
Hanas :
Aku tidak akan pernah bisa tidur nyenyak atau khusyuk merayakan Paskah jika
bidaah itu belum juga ditangkap dan dilenyapkan. Dia benar-benar membahayakan
umat! Khotbah-khotbahnya, ajaran-ajarannya... menyesatkan umat! Mau hendak
dikoyak-koyak agama kita yang luhur ini? Apa orang itu sama sekali tidak
memandang dan menghargai kita, para imam Bait Allah, penjaga agama dan hukum
Allah? Kita adalah pengantara TUHAN dengan umat-Nya. Kalau dibiarkan
berlarut-larut, TUHAN bisa mengutuk kita semua. Pendosa! Bidaah! Belum lagi ada
yang bilang bahwa dia mengaku-ngaku sebagai Mesias, anak Allah yang mahatinggi.
Penghujat!
Kayafas :
Namun kulihat dia begitu terkenal. Para pengikutnya semakin bertambah dari hari
ke hari. Sebentar lagi Paskah. Ingatkah Bapa kejadian beberapa hari lalu, saat
dia masuk kota menunggang keledai? Mereka mengelu-elukan dia laksana seorang
raja! “Suruhlah orang-orang ini diam, maka batu-batu akan berteriak,” katanya?
Batu-batu berteriak? Mau memulai suatu pemberontakan?
Hanas :
Raja para pendosa dan gelandangan. Kepala orang-orang najis!
Kayafas :
Roma semakin mengawasi kita. Tidak boleh lagi ada kerusuhan di Yerusalem.
Hanas :
Bukankah dia biang kerusuhan di Bait Allah waktu itu?
Kayafas :
Ya, dan sejak saat itulah mata Romawi semakin ketat mengawasi kita. Sebuah
kerusuhan bisa dianggap pemberontakan. Dan pemberontakan akan membawa kita ke
ujung pedang Romawi kafir itu.
Hanas :
Dia bagai kusta bagi bangsa ini, dan harus ditahirkan.
Kayafas :
Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.
Hanas :
Kita rajam saja bidaah itu. Penghujat!
Kayafas :
Bapa ingin seluruh pengikutnya memberontak? Lalu terjadi kekacauan di
Yerusalem. Dan, kita dibumi hanguskan oleh Romawi kafir?
Hanas :
Lalu bagaimana?
Kayafas :
Biarkan orang-orang kafir itu melakukannya untuk kita.
|
Hanas dan Kayafas (doc. pribadi) |
(dari
luar. teriak)
Penjaga Bait Allah 1: Tuanku... mohon
menghadap, Tuanku.
Kayafas :
Masuklah!
Penjaga Bait Allah 1: Kami telah membawa
Yesus dari Nazareth.
Kayafas :
Bawa masuk.
Penjaga Bait Allah 1: Laksanakan, Tuanku.
Penjaga
Bait Allah 1 keluar.
Kayafas :
Bapa, ada baiknya kita mengundang para imam yang lain. Kita selesaikan perkara
ini hari ini juga.
Hanas :
Aku rasa tidak perlu semua, sebab ada imam yang menaruh simpati kepadanya.
Kayafas :
Itu ide yang bijaksana. Mari.
Hanas :
Mari.
Hanas
dan Kayafas keluar panggung.
ADEGAN III - PENYANGKALAN
Pelataran
istana Imam Agung. Suara gaduh dari luar.
Penjaga Bait Allah 1: Ayo cepat. Bawa dia.
Rombongan
penjaga Bait Allah yang membawa Yesus masuk.
Penjaga Bait Allah 1: (kepada Laki-laki) Kamu jaga di depan. Sedang yang lain ikut aku.
Kita serahkan orang ini kepada Imam Agung.
Laki-laki :
Siap!
Rombongan
penjaga Bait Allah keluar panggung.
Laki-laki :
Ah, sialan. Sepagi ini, sedingin ini
disuruh jaga di luar. Sendirian. (menghela
nafas) Sebenarnya salah apa sih orang itu? Dia itu ‘kan sebenarnya orang
baik. Orang-orang sakit disembuhkan. Orang-orang miskin dibantu. Hanya
pengikut-pengikutnya itu saja yang urakan dan udik. Orang-orang tak
berpendidikan yang brutal. Telinga saudaraku dipotongnya! (berhenti sejenak, mengingat peristiwa beberapa saat lalu) Tapi...
orang itu menyembuhkan Malkus. Kalau memang dia jahat, takkan mungkin dia sudi
menyembuhkan orang yang menangkapnya. Apakah dia nabi?
Dua
orang perempuan membawa lentera masuk.
Laki-laki :
(melihat perempuan-perempuan itu, menyapa
mereka) Hei, kalian, sini sebentar.
Perempuan 1 :
Hei, dapat jatah jaga pagi?
Laki-laki :
Baru saja ada peristiwa yang terjadi.
Perempuan 2 :
Peristiwa apa?
Laki-laki :
Nabi dari Nazareth itu ditangkap Imam Agung.
Perempuan 1 :
Nabi? Ditangkap?
Perempuan 2 :
Yang membawa rombongan dari Galilea itu?
Laki-laki :
Iya. Yang hari Minggu kemarin masuk Yerusalem naik keledai itu.
|
Yohanes dan Petrus masuk ke pelataran Bait Allah (doc. pribadi) |
Tiba-tiba
Yohanes dan Petrus masuk.
Yohanes :
Shalom alechem.
Perempuan 1 dan 2 serta Laki-laki: Alechem shalom.
Yohanes :
Apakah tahanan yang dibawa tadi sudah di bawa masuk?
Laki-laki :
Sudah.
Yohanes :
Kapan persidangannya?
Laki-laki :
Entahlah.
Perempuan 1 :
Sepertinya segera. Sebab tadi aku melihat para imam berdatangan.
Yohanes :
Sepagi ini?
Perempuan 1 :
Mengejar Sabat mungkin.
Yohanes :
Boleh kami masuk?
Perempuan 1 :
Ah, ya... silakan.
Petrus :
(kepada Yohanes) Aku di sini saja,
menanti yang lain.
Yohanes :
Baiklah. (keluar)
Petrus :
(hendak duduk)
Perempuan 1 :
(mengamati Petrus) Tunggu sebentar.
Bukankah kamu juga salah satu dari murid orang itu?
Petrus :
(terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu)
Ah, bukan.
Perempuan 2 :
Ah, iya, kamu salah satu murid orang itu. Logatmu pun bukan logat Selatan. Logatmu
logat Galilea.
Petrus :
Hahahaha... kamu pikir semua orang Galilea adalah murid orang itu? Ini Paskah,
kan? Banyak pula orang Galilea datang ke Yerusalem. Lagi pula, aku tidak
mengenal orang itu. Sungguh.
Laki-laki :
Bohong! Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan dia? Engkau
yang memotong telinga saudaraku, kan?
Petrus :
Ah, kau salah orang. Aku tidak ada hubungan dengan orang itu. Aku tidak
mengenalnya.
Ayam
jantan berkokok.
Petrus : (Terdiam.
Terngiang nubuat Yesus ketika perjamuan malam terakhir bahwa dia akan
menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam jantan berkokok. Menangis. Berlari
keluar.)
Maria
Ibu Yesus dan Maria Magdalena masuk. Berpapasan dengan Petrus.
Petrus :
Ibu... (masih menangis, tak mampu
berkata-kata. memandangi Ibu Maria sejenak. lalu berlari keluar)
Maria Magdalena : Petrus... .
Yohanes
keluar.
Yohanes :
(mencari Petrus, tidak menemukan. Kepada
Perempuan 1 dan 2) Di mana tadi temanku?
Perempuan 2 :
Entahlah, tadi dia berlari sambil menangis.
Yohanes :
(melihat Maria dan Maria Magdalena)
Ibu... .
Maria :
Nak...
Yohanes :
Guru ditangkap, Ibu. Persidangan akan segera dilaksanakan.
Maria :
Bisa kita masuk?
Yohanes :
Mari, Ibu.
Perempuan 1 :
Sudah dimulai?
Yohanes :
Sudah.
Yohanes,
Maria, dan Maria Magdalena keluar.
Perempuan 1 :
Kalian mau turut menyaksikan atau mau di sini saja?
Laki-laki :
Aku mau masuk. Aku ingin mencari jawaban mengapa orang benar disalahkan.
Laki-laki
dan Perempuan 1 keluar.
Perempuan 2 :
Jangan tinggalkan aku!
Perempuan
2 keluar.
ADEGAN IV - SIDANG KONSPIRASI
Subuh.
Sanhedrin.
Para
imam masuk dengan enggan. Mengantuk.
Imam 1 :
Ada apa ini? Mengapa membangunkan sesubuh ini?
Kayafas :
Bidaah itu telah kita tangkap.
Imam 2 :
Lalu mengapa mengumpulkan kami sepagi ini?
Kayafas :
Kita akan mengadilinya hari ini.
Imam 1 :
Sepagi ini?
Hanas :
Kita harus tahir sebelum merayakan Paskah besok!
|
Yesus di hadapan Hanas dan Kayafas (doc. pribadi) |
Para
Penjaga Bait Allah masuk membawa Yesus.
Penjaga Bait Allah 1: Ayo masuk! (kepada Kayafas) Tuan, kami telah
memangkap Yesus dari Nazareth. (membawa
Yesus sedikit ke depan, di hadapan sidang para imam)
Hanas :
(mengamati dengan seksama sosok Yesus,
tersenyum, lalu mengangguk-angguk) O... jadi ini orang yang bernama Yesus
itu? Masih muda, dan tampan. Seharusnya orang semuda kamu itu bekerja
baik-baik, menikah, beranak-pinak, mendidik anakmu baik-baik, dan membangun
keluarga yang baik. Bukan malah menggelandang dari kota ke kota, mengajarkan
ajaran-ajaran sesat, menghasut dan membingungkan umat, dan meracuni umat dengan
kata-kata licinmu itu. Katakan padaku, siapa saja murid-muridmu? Ajaran macam
apa yang kauajarkan kepada mereka sehingga banyak orang berbondong-bondong
mengikutimu?
Yesus :
Aku berbicara terus terang kepada dunia. Aku selalu mengajar di rumah-rumah
ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul. Aku tidak pernah
berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapa engkau menanyaiku? Tanyalah mereka, yang
telah mendengar apa yang kukatakan kepada mereka. (melihat para penjaga Bait Allah) Sungguh, mereka tahu apa yang
telah kukatakan.
Penjaga Bait Allah 1: (menampar Yesus) Begitu jawabmu kepada Imam Agung?
Yesus :
(memandangi mata Penjaga Bait Allah 1)
Kalau kataku itu salah, tunjukkan salahnya, tetapi jika kataku itu benar,
mengapa engkau menampar aku?
Kayafas :
(kepada Penjaga Bait Allah 1) Sudah!
Cukup. (Kepada hadirin) Adakah
orang-orang di sini hendak menjadi saksi atas orang ini?
Saksi 1 :
Tuan, izinkan saya.
Kayafas :
Silakan.
Saksi 1 :
Kami mendengar orang ini berkata, “Aku akan merubuhkan Bait Allah buatan tangan
manusia ini dan dalam tiga hari akan kudirikan yang lain, yang bukan buatan
tangan manusia.” Demikian Tuan.
Kayafas :
Hm... . Adakah yang lain?
Saksi 2 :
Tuan...
Kayafas :
Ya, silakan.
Saksi 2 :
Orang ini yang membuat kerusuhan di Bait Allah tempo hari. Dia
menjungkirbalikkan para pedagang. Rupanya dia tidak ingin ada ketenteraman di
Yerusalem. Terlebih lagi, dia melarang umat membayar pajak terhadap kaisar. Dia
ingin Romawi menghancurkan kita, sehingga dia bisa melaksanakan rencana kudeta.
Kami dengar orang ini mengaku diri raja.
Kayafas :
Raja orang-orang menyedihkan! (kepada
Yesus) Tidakkah engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini
terhadapmu?
Yesus :
(diam)
Kayafas :
Kautidak ingin membela dirimu sendiri?
Yesus : (diam)
Hanas : Jika kamu memang Mesias,
katakanlah kepada kami!
Yesus :
Kalaupun kukatakan, kamu tetap tidak akan percaya. Sekalipun aku bertanya
sesuatu kepada kamu, kamu tidak akan menjawab. (menengadah ke atas) Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di
sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.
Kayafas :
Kalau begitu, engkau Anak Allah?!
Yesus :
Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.
Kayafas :
(mengoyak pakaian) Penghujat!!! Untuk
apa kita perlu kesaksian lagi?! Kita ini telah mendengar hujatan dari mulut-Nya
sendiri. Dia harus dihukum mati!
Imam 2 :
Tapi kita tengah diawasi oleh Pilatus. Kita dilarang melakukan hukuman mati.
Kayafas :
Kalau begitu, bawa dia ke Pilatus!
Yesus dibawa keluar oleh
Penjaga-penjaga Bait Allah. Para hadirin mengikuti dari belakang. Semua keluar.
Tinggal Hanas dan Kayafas.
ADEGAN
V - PENYESALAN
Hanas :
Tuduhan apa yang dapat kita jatuhkan atas orang itu sehingga Pilatus mau
menghukum mati dia? Tentu Pilatus akan menolak tuduhan dia sebagai bidaah dan
penghujat. Tata Hukum Romawi sama sekali tidak mengatur apapun tentang hal itu.
Kayafas :
Bapa tenang saja. Aku sudah menyiapkan tuduhan politik terhadap bidaah itu.
Kita akan mengatakan bahwa dia menentang kekuasaan Romawi. Dia menyiapkan
sebuah pemberontakan. Dengan demikian orang-orang kafir itu akan menjatuhkan
hukuman yang paling keji dan memalukan atas bidaah itu.
Sekonyong-konyong
Yudas masuk.
Yudas :
Yang Mulia... Yang Mulia... .
Hanas :
Kamu lagi... . Ada apa anak muda? 30 keping perak masih kurang?
Yudas :
Bukan begitu, Yang Mulia... . Aku merasa berdosa. Aku telah menjual darah orang
yang tak bersalah. (Melihat kantong uang
yang dia genggam) Ini... ini... aku kembalikan. Ini uang darah.
Kayafas :
Sudahlah... ambillah saja. Pakai uang itu untuk membeli tanah atau apalah,
terserah kamu.
Yudas :
Tidak, Yang Mulia. Aku telah berbuat kekeliruan. Dia tak bersalah.
Kayafas :
Ah... sudah. Kita sudah sepakat, 30 keping perak untuk Yesus. Kami sudah
mendapatkan dia dan kau sudah mendapatkan uangmu. Kita impas. (Kepada Hanas) Sudahlah, tak perlu kita
berurusan lagi dengan orang ini.
Hanas :
Ya, urusan kita dengannya telah selesai. Mari, kita segera bergegas.
Kayafas :
Mari.
|
Penyesalan Yudas (doc. pribadi) |
Hanas dan Kayafas keluar
panggung. Yudas mengejar, tapi tidak sampai keluar panggung. Yudas kembali ke
tengah-temgah panggung.
Yudas :
Yesus... Yesus... Guruku... apa yang telah kulakukan? Mengapa engkau tak pernah
mendengarkan aku? Mengapa engkau tak pernah mau angkat senjata? Kita telah
mendapatkan lima ribu laki-laki, dan itu cukup untuk angkat senjata terhadap
penjajah. Tapi kaumalah membentakku, “Rancanganmu adalah rancangan manusia,
bukan rancangan Allah!” Tanpa kekerasan, katamu? Peperangan bukan tujuanmu,
katamu? Damai? Cinta kasih? Bahkan belas kasihan kepada orang-orang kafir itu?
Kita ini bangsa Yahudi, bangsa pilihan. Tidak bisa disejajarkan dengan
orang-orang kafir! Bagaimana mungkin engkau menjadi raja jika tidak mengusir
penjajah itu? Bagaimana mungkin mengusir penjajah itu jika tidak mengangkat
senjata?
Oh Guru... apa yang telah aku lakukan? Seluruh
semesta pasti akan mengutukku selama-lamanya. Terkutuklah aku. Mengapa aku
terlambat menyadarinya? Mengapa aku terlambat memahaminya? Cinta kasihlah yang
mengatasi perbedaan manusia. Cinta kasihlah yang mengantarmu menjadi ‘raja’
atas segenap ciptaan. Tiga tahun, Guru... tiga tahun aku mengikutimu, dan baru
pada malam aku mengkhianatimu aku memahami ajaranmu!
Kegilaan apa ini? 30 keping perak untuk nyawa
seorang Mesias? Semua telah terlambat. Semua telah terlambat bagiku. Segalanya
telah berakhir. (melemparkan kantong uang)
Aku tak layak hidup di dunia. Aku telah mengkhianati orang yang paling
memahamiku. Aku layak mati. Pengkhianat sahabat layak menerima kematian. (berlari keluar panggung)
ADEGAN VI - DI HADAPAN PONTIUS PILATUS
Pagi
hari, kira-kira pk. 08.00. Benteng Pilatus di Yerusalem.
Kepala
Prajurit masuk tergopoh.
Kepala Prajurit : Tuanku... Tuanku... .
Pilatus :
(masuk dengan enggan) Ada apa? Sepagi
ini.
Kepala Prajurit : Imam-imam Bait Allah itu datang menghadap, Yang Mulia.
Pilatus :
Haaah (sebal) orang-orang korup yang
menjual agama untuk menggendutkan perut mereka sendiri! Selalu saja cari
perkara. Mengganggu pagiku. (kepada
Kepala Prajurit) Mengapa mereka pagi-pagi datang ke sini?
Kepala Prajurit : Mereka membawa orang untuk diadili, Yang Mulia.
Pilatus :
Diadili? Siapa?
Kepala Prajurit : Orang yang kemarin Minggu masuk Yerusalem dielu-elukan rakyat
banyak itu.
Pilatus :
Demi Dewa Jupiter... ada apa lagi ini?! Suruh mereka ke sini.
Kepala Prajurit : Siap, laksanakan!
|
Yesus di hadapan Pilatus (doc. pribadi) |
Rombongan
imam-imam dan massa yang membawa Yesus masuk.
Pilatus :
(Mengamati Yesus dengan seksama. Kepada
Imam-imam Agung) Apa tuduhanmu terhadap orang ini?
Kayafas :
Kalau dia bukan seorang penjahat, tentu kami takkan menyerahkannya kepadamu.
Pilatus :
Ambil saja dia dan hakimilah menurut hukum Tauratmu!
Hanas :
Kami dilarang menjatuhi hukuman mati.
Pilatus :
Hukuman mati? Apa yang telah dilakukannya?
Kayafas :
Kami dapati orang ini menyesatkan bangsa kami. Dia juga melarang membayar pajak
kepada Kaisar! Dan, dia mengaku bahwa dia adalah seorang Mesias, yaitu Raja.
Pilatus :
Raja?! (kepada Kepala Pasukan) Bawa
dia ke hadapanku.
Kepala
Pasukan membawa Yesus naik ke hadapan Pilatus.
Pilatus :
Engkau inikah raja orang Yahudi?
Yesus :
Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang
mengatakannya kepadamu tentang aku?
Pilatus :
Apakah aku seorang Yahudi? Bangsamu sendiri dan imam-imam kepala itu yang telah
menyerahkan engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?
Yesus :
Kerajaanku bukan dari dunia ini. Jika Kerajaanku dari dunia ini, pasti
hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan
tetapi, Kerajaanku bukan dari sini.
Pilatus :
Jadi Engkau adalah raja?
Yesus :
Engkau mengatakan aku raja. Untuk itulah aku lahir dan untuk itulah aku datang
ke dalam dunia ini, supaya aku memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap
orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraku.
Pilatus :
Kebenaran? Apakah kebenaran itu?
(Kepada
orang-orang Yahudi) Aku tidak mendapati kesalahan apapun padanya.
Kayafas :
Yang Mulia, ia menghasut rakyat di seluruh Yudea dengan ajarannya. Awalnya ia
mulai dari Galilea hingga akhirnya sampai ke sini.
Pilatus :
Orang ini seorang Galilea?
Hanas :
Benar, Yang Mulia.
Pilatus :
Kalau demikian dia berada di bawah wewenang Raja Herodes! Herodes tengah berada
di Yerusalem. (Kepada Kepala Pasukan)
Bawa dia ke Herodes.
Kepala Pasukan : Siap, laksanakan!
|
Pilatus dan Claudia (doc. pribadi) |
Kepala
Pasukan dan para prajurit membawa Yesus ke hadapan Herodes, diikuti oleh massa.
Pilatus
duduk, masih bingung. Claudia masuk.
Claudia :
(tergopoh) Sayang... .
Pilatus :
Sayang?
Claudia :
Kamu terlihat gusar?
Pilatus :
Apa itu kebenaran, Sayang?
Claudia :
Mengapa kamu bertanya demikian?
Pilatus :
Kebenaran itu tidak pernah tunggal, bukan? Kebenaran itu subyektif.
Claudia :
Pasti perihal orang yang dicekal Imam-imam Yahudi tadi. Janganlah engkau berurusan
dengan orang itu, Sayang. Dia orang benar. Semalam aku mimpi buruk karenanya.
Pilatus :
Ya. (menghela nafas) Manisku, kamu
tahu, inilah kebenaran bagiku... kalau aku menuruti permintaan Imam-imam korup
itu, aku telah mengkhianati nuraniku. Aku menghukum orang yang tak bersalah.
Jupiter bisa mengutukku. Dan, kau tahu, orang itu memiliki pengikut yang
banyak. Mereka bisa memberontak padaku jika pemimpin mereka aku hukum dengan
tidak adil. Akan tetapi, di sisi yang lain, kalau aku tak menuruti permintaan Imam-imam
korup itu, bisa-bisa mereka menolak tunduk kepada Kekaisaran Romawi, dan mereka
bisa saja mendanai para pemberontak itu. Aku berada di dalam sebuah dilema,
Sayang. Keputusan apapun yang aku ambil, dapat beresiko pemberontakan dan
kekacauan. Kaisar telah memberiku peringatan yang terakhir. Kaisar tak ingin
mendengar lagi ada kekacauan dan pertumpahan darah di Yerusalem ini... atau
kepalaku menjadi taruhannya.
Claudia :
Lalu, kautelah mengambil keputusan, Cinta?
Pilatus :
Tenanglah, Manisku. Aku sudah mengatasinya. Dia sudah kukirim ke Herodes.
Claudia :
Sudahlah. Mari kita masuk. Kita minum segelas anggur untuk menenangkan
gelisahmu.
Pilatus :
Mari, Manis... .
Pilatus
dan Claudia keluar panggung.
Istana
Herodes di Yerusalem.
Prajurit Herodes : Yang Mulia, ada yang ingin bertemu.
Herodes
masuk.
Herodes :
Siapa?
Prajurit Herodes : Kepala Pasukan Pilatus bersama Imam-imam Bait Allah.
Herodes :
Aha... rupanya politik dan agama telah saling bergandengan tangan. (tersadar) Hei, apa maksud Imam-imam Bait
Allah itu kemari? Aku tidak kurang dalam memberi jatah ke Bait Allah, kan?
Prajurit Herodes : Mereka membawa Yesus dari Nazareth.
Herodes :
(Terkejut. Gembira.) Apa? Ye... Yesus
dari Nazareth? Mana... mana dia? Bawa dia ke hadapanku sekarang.
Prajurit Herodes : Siap, Yang Mulia.
Herodes :
Cepat! Cepat! Aku sudah tidak sabar bertemu nabi itu. Pada hari ini aku akan
menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri sebuah mukjizat... hahahahaha... .
|
Yesus di hadapan Herodes (doc. pribadi) |
Prajurit Herodes masuk, diikuti
Kepala Pasukan dan para prajurit yang membawa Yesus, serta orang-orang Yahudi.
Prahurit Herodes : Yang Mulia...
Herodes :
Hahahay... jadi ini nabi yang terkenal itu? (heran) Loh, mengapa kalian membelenggunya? Lepaskan dia!
Kepala Pasukan : (kepada prajurit-prajurit)
Lepaskan dia!
Prajurit 1, 2, 3 : Laksanakan. (melepas
belenggu Yesus)
Herodes :
Suruh ke sini... .
Prajurit Herodes : Siap, Yang Mulia. (mengantar
Yesus dengan kasar)
Herodes :
Hey!!! Dia tamu kehormatanku! Jangan kasar! (Mengamati Yesus) Hahahahay... kau mirip benar dengan Yohanes
Pembaptis itu. Sayang dia terlalu besar mulut. Semoga kau tak seperti dia. Ehm,
kabarnya kalian masih kerabat? Maafkan aku. Aku terpaksa memisahkan kepalanya
dari tubuhnya. Bukan maksudku. Aku terlanjur berjanji kepada putriku, dan dia
menghendaki kepala Yohanes. Seorang raja harus menepati kata-katanya bukan?
Yesus :
(diam)
Herodes :
Astaga... kau pendiam sekali. Sungguh bertolak belakang dengan kerabatmu itu.
Ehm, kabarnya kau gemar melakukan mukjizat? Menyembuhkan orang sakit,
membangkitkan orang mati. Orang buta dapat berjalan. Orang lumpuh dapat
melihat... .
Prajurit Herodes : Yang mulia...
Herodes :
Diam! Aku tahu yang aku katakan... . Hahahaha... . (Kepada Yesus) Maukah engkau menolongku?
Yesus :
(diam)
Herodes :
Buatlah satu mukjizat di hadapanku. Tolong.
Yesus :
(diam)
Herodes :
(berlutut) Mukjizat apapun... . Aku
mohon. Aku rela menjadi abdimu jika hari ini kau menunjukkan kepadaku sebuah
mukjizat.
Yesus :
(diam)
Herodes :
(berdiri, mendekat kepada Yesus) Kau
tuli? Bisu? (menghela nafas) Tolol! (Kepada Kepala Pasukan Pilatus) Mengapa
kalian membawa orang tolol ini kepadaku?
Hanas :
Yang Mulia... orang ini...
Herodes :
Diam!!! Aku tidak bertanya kepadamu! (berbisik)
Imam tolol.
Kepala Pasukan : Tuanku Pilatus menyuruh kami membawanya kepadamu, Yang Mulia.
Imam-imam Agung dan orang-orang Yahudi menuduh orang ini menghasut rakyat dan
menganggap diri raja. Tuanku Pilatus tidak menemukan kesalahan pada orang ini.
Namun, mereka terus saja menuntut. Karena orang ini berasal dari Galilea, dan
Paduka Raja kebetulan sedang berada di Yerusalem, kami diminta menyerahkannya
kepada Yang Mulia.
Herodes :
Tunggu sebentar. Aku tidak salah dengar? Raja? Dia mengaku diri raja? Compang-camping
seperti ini mengaku diri raja? Hahahaha.... . (Mengenakan mantel ungunya kepada Yesus) Ini baru raja!
Hahahahaha... . Salam, Yang Mulia. (Meludahi
Yesus dan menendang perutnya). Hahahahahaha.... . (Kepada Kepala Prajurit) Bawa dia kembali ke Pilatus. Aku tak sudi
berurusan dengan badut ini!!!.
Kepala Pasukan : Baik Yang Mulia. (Kepada
para prajurit) Bawa dia.
Massa
keluar panggung.
Herodes :
Tolol! (kepada Prajurit Herodes)
Jangan ada yang boleh masuk. Aku sedang tak ingin ditemui siapa pun. Nafsu
makanku jadi hilang gara-gara gelandangan tadi.
Prajurit Herodes : Baik Yang Mulia.
Herodes
keluar panggung. Prajurit Herodes keluar panggung lewat sisi yang lain.
ADEGAN VIII - SALIBKAN DIA!!!
Istana
Pilatus.
Arak-arakan
massa masuk.
Kepala Pasukan : Berhenti di sini! (Naik
ke panggung) Tuanku... .
Pilatus
keluar.
Pilatus :
(terkejut) Mengapa orang ini
kaukembalikan kepadaku?
Kepala Pasukan : Raja Herodes tak ingin berurusan dengan dia, Tuanku.
Pilatus :
Hah! (Jengkel) Sialan! Bawa ke mari
dia!
Kepala
Pasukan membawa Yesus naik, dekat Pilatus.
Pilatus :
(kepada massa) Kalian, tenanglah!
Dengarkan aku! Kalian telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang
menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksanya, dan
padanya tidak kudapati segala tuduhan kalian itu. Begitu pula dengan Herodes!
Raja Galilea dan Perea itu juga tidak menemukan kesalahan apapun kepadanya,
sebab ia mengirimkannya kembali kepadaku. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun
yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Pada kamu ada kebiasaan,
bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku
membebaskan raja orang Yahudi bagimu?
Kayafas :
Jangan Dia, melainkan Barabas!
Massa :
Bebaskan Barabas!!! Bebaskan Barabas!!! (Bergemuruh)
Pilatus :
Diam! (Kepada Kepala Pasukan) Bawa
Barabas ke mari.
Kepala Pasukan : Siap, laksanakan! (Keluar
panggung lalu masuk membawa Barabas).
Pilatus :
Lihatlah baik-baik. Pikir dengan bijaksana! Aku bertanya sekali lagi, siapa
yang harus kubebaskan di hari Paskah? Yesus Barabas, seorang penyamun, bandit,
pembunuh, dan pemberontak. Atau Yesus dari Nazareth, raja orang Yahudi?
Hanas :
Kami mau Barabas!
Kayafas :
Bebaskan Barabas!!!
Massa :
Bebaskan Barabas!!! Bebaskan Barabas!!! Bebaskan Barabas!!!
Pilatus :
(Terdiam, menghela nafas.Kepada Kepala
Pasukan...) Bebaskan Barabas!
Kepala Pasukan : Laksanakan Tuanku!
Barabas :
Tuhanku dan para pasukan pembela Tuhan memang tiada duanya. Imanku telah
menyelamatkanku. (Melihat Yesus, merasa
aneh. Lalu berpaling kepada para imam agung) Bapa, terima kasih. Dengan
demikian dosa-dosaku telah diampuni, kan? Hahaha... setelah Paskah, kita
bicarakan pemberontakan-pemberontakan selanjutnya. Darah kafir masih halal,
bukan? Hahahahaha... . (keluar panggung)
Pilatus :
Aku tidak menemukan kesalahan apapun pada orang ini. Maka aku akan menyesahnya
dan melepaskannya. (Kepada Kepala Pasukan)
Bawa dan sesah dia. Jangan sampai mati!
Kepala Pasukan : Siap, laksanakan, Tuanku! (kepada
para prajurit) Bawa dia!
Prajurit 1, 2, 3 : Laksanakan!
Kepala Pasukan dan para
prajurit membawa Yesus ke dalam untuk disesah. Pilatus duduk di takhtanya.
Massa kasak kusuk, hampir ribut. Terdengar suara cambukan dan jerit kesakitan.
Selang beberapa waktu, Kepala Pasukan keluar menemui Pilatus.
Kepala Prajurit : (berbisik di telinga
Pilatus)
Pilatus :
(Terkejut. Kepada Massa...) Lihatlah,
aku membawa dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati
kesalahan apa pun padanya.
|
Salibkan dia!!! (doc. pribadi) |
Para
prajurit keluar membawa Yesus.
Pilatus :
(terkejut setelah melihat Yesus) Lihatlah
manusia ini!!!
Hanas :
Bunuh dia!
Kayafas :
Salibkan dia!!!
Massa :
Salibkan dia!!! Salibkan dia!!! Salibkan dia!!!
Pilatus :
Ambillah dia dan salibkan saja sendiri! Aku tidak menemukan kesalahan apa pun
padanya.
Hanas :
Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu dia harus mati, sebab dia menganggap
dirinya sebagai Anak Allah.
Pilatus :
(Terkejut. Menyadari Yesus Anak Tuhan,
dia ketakutan) Anak Allah? (Kepada
Yesus) Dari manakah asalmu?
Yesus :
(diam)
Pilatus :
Tidakkah engkau mau bicara denganku? Tidak tahukah engkau, bahwa aku berkuasa
untuk membebaskan atau menyalibkanmu?
Yesus :
Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap aku, jikalau kuasa itu tidak
diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu, dia, yang menyerahkan aku kepadamu,
lebih besar dosanya.
Pilatus :
(Semakin ketakutan mendengar hal itu.
Berkata pada dirinya sendiri.) Demi Dewa Jupiter... . Haruskah aku
menyalibkan seorang titisan Dewa? (Kepada
Imam-imam Agung) Dengarkan aku! Orang ini sama sekali tidak bersalah! Dia
tidak layak mendapatkan hukuman mati, apa lagi hukuman mati di salib! Aku tetap
akan membebaskannya!
Kayafas :
Jika engkau membebaskannya, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang
menganggap dirinya raja, ia melawan Kaisar!!!
Pilatus :
Tapi Ini rajamu!
Hanas :
Enyahkan dia! Enyahkan dia! Salibkan dia!
Massa :
Salibkan dia!!!
Pilatus :
Haruskah aku menyalibkan rajamu?!
Kayafas :
Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar!
Pilatus :
Baiklah! Baiklah! Diam! (Kepada Prajurit
3) Ambilkan aku air.
Prajurit
3 keluar panggung, lalu masuk membawa air.
Pilatus :
(Membasuh tangannya.) Aku tidak
bersalah terhadap darah orang ini! Itu urusan kamu sendiri!
Kayafas :
Biarlah kami dan anak cucu kami yang menanggung darah orang ini!
Pilatus :
(Kepada Kepala Pasukan) Turuti
permintaan mereka.
Kepala Pasukan : Tuanku... . (Menatap
Pilatus)
Pilatus :
(menatap Kepala Pasukan)
Kepala Pasukan : Baik, Tuanku!
Pilatus
keluar panggung, diikuti prajurit 3.
ADEGAN XI - VIA DOLOROSA
Kepala Pasukan : (Kepada prajurit 1 dan 2)
Ambilkan salibnya!
Prajurit 1 dan 2 keluar. Kepala
Pasukan membawa Yesus ke bawah. Menyiapkan dia untuk membawa salibnya.
Pilatus
keluar membawa papan tulisan.
Pilatus :
Pasang ini di salibnya! “Yesus, Orang Nazareth, Raja Yahudi.”
Kayafas :
(terkejut) Yang Mulia...
Hanas :
Yang Mulia, jangan engkau menulis “Raja Yahudi”, tetapi bahwa “Ia mengatakan, aku
adalah Raja Yahudi”.
Pilatus :
Apa yang kutulis, tetap tertulis! (keluar
panggung)
Prajurit
1, 2, dan 3 keluar membawa salib. Yesus memanggul salib.
Kepala Pasukan : Ayo jalan.
Di
dalam perjalanan Yesus terjatuh. Maria berlari menemui Yesus.
Maria :
Anakku... .
Yesus :
Ibu... . Jangan menangis, Bu. Untuk inilah aku dilahirkan. Inilah perutusanku.
Tersenyumlah, Bu, sebab segala sesuatunya telah aku perbarui.
Yesus
bangun kembali dan meneruskan perjalanan.
Yesus
tidak kuat. Dia berlutut.
Prajurit 1 :
Bangun. Ayo cepat. Hari sudah siang!
Prajurit 2 :
Kamu mau mati di sini? Ayo! Bangun!
Kepala Prajurit : Hey! Tolol! Tidakkah kalian lihat, dia sudah kelelahan! Cari
orang untuk membantunya memanggul salib!
Prajurit 3 :
Kamu... siapa namamu?
Simon :
Simon... dari Kirene.
Prajurit 3 :
Ayo, bantu dia! Cepat!
Simon
dari Kirene membantu Yesus berdiri kembali, lalu membantu dia memanggul salib.
Tiba-tiba
saja Veronika menerobos barisan. Menemui Yesus. Mengusap wajahnya.
Prajurit 1 :
Hey, pergi kamu! Jangan mengganggu!
Veronika :
Tidak, aku hanya ingin memberi minum kepada Tuhanku.
Prajurit 2 :
Enyah! Minum minum apa? Pergi! (menghardik
Veronika)
|
Perempuan-perempuan Yerusalem (doc. pribadi) |
Yesus melanjutkan perjalanan.
Yesus jatuh untuk yang kedua kalinya. Para perempuan Yerusalem menangisi Yesus.
Ada yang memberinya minum.
Perempuan-perempuan Yerusalem: Tuhan,
minumlah. Mengapa orang baik sepertimu harus mengalami semua ini, Tuhan?
Yesus :
Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah menangisi aku. Tangisilah dirimu sendiri
dan anak-anakmu! Akan tiba masanya orang berkata, “Berbahagialah perempuan
mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah
menyusui.” Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung, “Runtuhlah
menimpa kami!” dan kepada bukit-bukit, “Timbunilah kami!” Jikalau orang berbuat
demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?
Prajurit 1 :
Sudah... sudah... . Pergi kalian. Pergi! Jangan ganggu pesakitan ini!
Prajurit 2 :
Bangun Yang Mulia. Mari... hari keburu siang. Mari, bangun Yang Mulia!
Prajurit 3 :
Ayo, raja belatung! Bangun!
Yesus
bangun kembali. Melanjutkan perjalanan.
|
Via dolorosa (doc. pribadi) |
Yesus
terjatuh untuk yang ketiga kalinya.
Simon dari Kirene : Ayo, Bung. Sebentar lagi kita sampai. Ayo... bangunlah, Bung!
Sedikit lagi. Sedikit lagi.
Yesus tiba di Bukit Golgota.
Simon dari Kirene diminta pergi. Para prajurit menelanjangi Yesus.
Prajurit 1 :
Maafkan aku, Yang Mulia... tapi untuk berada di atas takhtamu yang baru ini,
kau tak bisa memakai baju (Menyobek baju
Yesus).
Kepala Pasukan : Segera salibkan dia. Hari sudah siang!
Prajurit 1, 2, 3 : Siap, laksanakan.
Yesus
dipaku di atas kayu salib.
Kepala Pasukan : Dirikan salibnya!
Prajurit 1, 2, 3 : Siap, laksanakan!
ADEGAN X - SELESAILAH SUDAH...
Bukit Golgota. Tengah hari.
Yesus disalib di puncak bukit. Massa mengelilingi, menyaksikan penyaliban itu.
Kayafas :
Orang lain dia selamatkan, biarlah sekarang dia menyelamatkan dirinya sendiri,
jika dia memang Mesias, orang yang dipilih Allah.
Hanas :
Hai, katamu mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga
hari, sekarang turunlah dari salib itu dan selamatkan dirimu!
Yesus :
Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat... .
Prajurit 2 :
Akan kita apakan baju pusaka ini?
Prajurit 3 :
Kita bagi empat saja. Aku satu, kamu satu, kamu satu, si boss juga satu.
Prajurit 2 :
Lalu jubah ini? Kita bagi juga?
Prajurit 1 :
Kita undi saja. Kita hompimpa.
Para
prajurit mengundi.
Prajurit 2 :
Wuhuhuhu... Terima kasih Dewa Mars! Ini jubah pusaka, jubah sakti!
Hahahahaha... . Dengan ini, aku bisa cepat jadi jendral, hahahaha... .
Yesus :
Eli... Eli... lama sabakhtani?!
Kayafas :
Lihat, dia memanggil Elia!
Hanas :
Kita tunggu apakah Elia akan datang untuk menurunkan dia.
Maria
didampingi Maria Magdalena dan Yohanes datang mendekat ke salib Yesus.
Yesus :
(melihat mereka. Kepada Maria...)
Ibu, inilah, anakmu! (kepada Yohanes...)
Inilah ibumu!
Maria :
(menangis) Anakku... . Darah dari
darahku... daging dari dagingku... .
Yesus :
Aku haus... .
Kepala Pasukan : Ambilkan dia anggur masam itu!
Prajurit 3 :
Siap, laksanakan. (Mencucukkan bunga
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya
ke mulut Yesus.) Yang Mulia Raja Yahudi, selamatkanlah dirimu sendiri,
hahaha... .
Yesus :
Selesailah sudah... .
Maria :
Anakku... .
Yesus :
Ya Bapa... ke dalam tangan-Mu... kuserahkan... nyawaku... . (menghela nafas terakhir. wafat.)
|
Eli... Eli... lama sabakhtani?! (doc. pribadi) |
Tiba-tiba saja terjadi gempa
bumi yang dahsyat. Massa kocar-kacir, lari tunggang langgang ke segala arah.
Prajurit 1 :
Bagaimana dengan dia, Tuan?
Kepala Pasukan : Berikan tombakmu! (menikam
lambung Yesus. Mengucur darah dan air dari lambungnya. Bermandi darah dan air
dari lambung Yesus) Sungguh orang ini orang benar. Dia sungguh anak Allah.
Gempa
telah reda.
Yusuf
dari Arimatea masuk bersama Imam 2 (Nikodemus).
Yusuf :
Tuanku, aku telah memiliki izin dari Pilatus untuk menurunkan jenazah Tuhanku,
mengafaninya, dan menguburkannya.
Kepala Pasukan : Lakukanlah seperti yang kaukehendaki. (mencari prajurit-prajuritnya) Prajurit!!! (tak ada jawaban) Prajurit!!!
Para
prajurit masuk, masih ketakutan.
Kepala Pasukan : Dasar pengecut!!! Bantu orang ini menurunkan dia dari salib.
Prajurit 1, 2, 3 : Siap, laksanakan.
Yusuf :
(menyapa Maria) Ibu...
Maria :
Terima kasih.
|
Pieta (doc. pribadi) |
Yesus
diturunkan dari salib, lalu dibaringkan ke atas pangkuan ibunya.
Maria :
Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Nya.
Yesus
dikafani, lalu dibawa keluar untuk dimakamkan.
-End-
Sarang-Kalong, 23 Januari 2013
Padmo Adi (@KalongGedhe)
keren mas kalong,, ta copy ya,, mg suatu saat sy butuhkan ew,, hehehe
ReplyDeleteTerima kasih, Bro :) Silakan dicopy. Semoga bisa menjadi pengingat kuliah kita dulu :P
DeleteYESUS NAZARET RAJA YAHUDI
ReplyDeleteDIBUNUH DITOMBAK DIPAKU DIMAHKOTAKAN
YESUS BETLEHEM ROH KUDUS
MENCIPTAKAN MENYELAMATKAN MENUBUAT MENGAJARKAN
YESUS JERUSALEM ANAK DOMBA
DICAMBUK DILEMPARI DIPIKUL DISALIBKAN
YESUS YEHUDA PUTRA DAUD
MENASEHATI MENGHIBUR MEMIMPIN MELAYANI
YESUS NAZARET RAJA YAHUDI
DIBUNUH DITOMBAK DIPAKU DIMAHKOTAKAN
YESUS BETLEHEM ROH KUDUS
MENCIPTAKAN MENYELAMATKAN MENUBUAT MENGAJARKAN
YESUS JERUSALEM ANAK DOMBA
DICAMBUK DILEMPARI DIPIKUL DISALIBKAN
YESUS YEHUDA PUTRA DAUD
MENASEHATI MENGHIBUR MEMIMPIN MELAYANI
YESUS BUMI MATERI ENERGI
DIKHIANATI DICOBAI DIUJI DISANGKAL
YESUS SEMESTA HEWAN TUMBUHAN
MENGHAKIMI MENGHUKUM MENAHAN MEMBEBASKAN
YESUS SORGA MANUSIA MALAIKAT
DITOLAK DIJUAL DISURUH DIASINGKAN
YESUS KRISTUS TUHAN ALLAH
MERENCANAKAN MELAKSANAKAN MENGHASILKAN MENJADI
amin
Deletesangat uhuk.. dan hiks..hiks..
ReplyDeletehahaha... uhuk... uhuk...
Delete“Injil Lukas 22: 40-46 seperti yang tertera pada Bag. III diatas menceritakan kegiatan ditaman Getsemani diatas coba baca secara seksama dan merupakan ayat yang kelihatan lucunya, suka ketawa bacanya, sudah tuhannya berdoa sampai keluar keringat darah setelah selesai berdoa Ia dapatkan murid-muridnya lagi tidur, apakah enggak lucu… yang herannya tulisan siapa ini, apakah benar murid-muridnya yang tertidur mendengar lalu menyampaikannya seperti yang diucapkan Yesus sewaktu berdo’a, sudah jelas Lukas sendiri bukan bagian dari murid Yesus dan ditulisnya saja setidak-tidaknya 60 tahun setelah kematian Yesus itupun hasil dari cerita dari cerita orang lain kala itu, kalau membaca ayat-ayat ini persis sama lucunya terhadap ayat-ayat yang mengisahkan kematian Musa, masak Musa bisa menulis kandungan ayat-ayat sementara dia sudah mati (untuk lebih jelas cobalah baca dan pahami alur cerita dari kisah Musa pada kitab Kejadian), apalagi sepelemparan batu yang disebut pada ayat itu mungkin jaraknya ada 10m, apakah Yesus berdo’a keras-keras, sehingga didengar oleh para muridNya padahal kan lagi tidur…. aneh!, Yesus menyuruh untuk berdoa sepenuhnya lho kok ini tidur, terus Yesus berdoa pada ayat ini kepada siapa kalau bukan kepada Yang Maha Mendengar = Allah! yang berarti Yesus bukanlah sosok Tuhan, yang enggak habis pikir lagi Yudas Iskariot dijadikan penghianat, harusnya Yudas diberi gelar pahlawan, karena dengan terjadinya transaksi penyaliban sehingga dosa-dosa manusia sudah ditebus yang berarti Yudas sudah membuka pintu Surga untuk umat Yesus, dan kasihan lagi para leluhur Yesus pasti masuk neraka semua karena enggak kebagian jatah dari hasil transaksi ini. Makanya para pakar kalangan kristen sendiri pada bingung memahami ayat ini, padahal dalam menafsirkan setiap ayat/kisah dalam Alkitab/Bible katanya selalu berpedoman pada metode PaRDeS atau Midrash dan lainnya”.
ReplyDeleteTerus harusnya Yudas Iskariot mendapat gelar pahlawan dong bukan penghianat, soalnya tanpa jasanya transaksi penghapusan dosa tidak pernah akan terjadi.
dan bagaimana ya.. nasib leluhur Yesus, pasti masuk nerakan semua.... lucu.
Orang Kristiani, khsususnya Katolik, percaya bahwa dosa Adam telah dihapus dengan korban Yesus, sehingga Yesus juga dijuluki Adam Baru. Dengan teologi itu, dosa-dosa mereka yang telah mati sebelum peristiwa Paskah Yesus pun turut serta dilunasi.
DeleteMengapa Yesus berdoa kepada Allah? Kamu sedang menanyakan tentang misteri Tritunggal Mahakudus. Satu Allah, tiga pribadi. Yesus, Sang Putra, berdoa kepada Allah dalam pribadi Bapa.
Logikamu bahwa Yudas Iskariot adalah pahlawan adalah logika yang sama yang melahirkan Injil Apokrif Yudas, yang di Indonesia diterbitkan oleh penerbit terkenal itu.
Mas Padmo, ijin copy nggih... untuk tablo OMK di Lampung. Pace e Bene... Berkah Dalem
ReplyDeleteSilakan :)
Delete