ORANG-ORANG BARAT PADA PULAU PARA DEWA

  ORANG-ORANG BARAT PADA PULAU PARA DEWA *kepada Hugo   Lukisan Sri Yesus Kristus bersama dengan Sri Krishna setelah Tuhan mereka bunuh berkali-kali... yang terjadi adalah kemanusiaan yang mati... akhirnya menjelma jadi jiwa yang mengembara di padang belantara... ke selatan, ke utara... ke timur, ke barat... ke sana... entah ke mana... mencoba menemukan Tuhan yang telah tiada   walaupun demikian, itu lebih baik bagi mereka daripada mulut ngaku ikut Sang Lelaki Galilea tapi membela anak ular beludak sampai mati atau mewarnai semua dengan mejikuhibini Ah, Hug, Barat itu arah terbenamnya matahari bacalah Wahyu, semuanya sedang digenapi...   Malang, 07 Oktober 2024 Padmo Adi

ELI... ELI... LAMA SABAKHTANI? (KISAH SENGSARA YESUS DARI NAZARETH)

ELI... ELI... LAMA SABAKHTANI?
(KISAH SENGSARA YESUS DARI NAZARETH)


*Unduh naskah di sini.

Dramatic Personae
Yesus dari Nazareth       : Pemuda berusia 30-an tahun. Seorang saleh yang visi dan praksis teologisnya menjadi duri-dalam-daging bagi tua-tua Yahudi, imam-imam, dan elite agama Yahudi. Pada-Nya dituduhkan penghujatan terhadap TUHAN, sesat, dan bahkan pemberontakan sosial-politik terhadap otoritas Romawi.
Maria, ibu Yesus            : Seorang perempuan berusia sekitar 45-an hingga 50-an tahun. Janda Yusuf dari Nazareth. Ibu dari Yesus dari Nazareth yang setia menemani peziarahan hidup anak lelakinya itu. Dia satu-satunya pribadi yang mencoba memahami dan menerima misi hidup Yesus dalam diam yang bijaksana.
Hanas                            : Salah seorang Imam Agung di Bait Allah. Mertua Kayafas.
Kayafas                         : Imam Agung yang secara resmi, sah, dan diakui otoritas Romawi menjabat di Bait Allah. Menantu Hanas. Orang yang mengusulkan Yesus disingkirkan demi kepentingan seluruh bangsa.
Pontius Pilatus                : Prefek Romawi kelima untuk Provinsi Yudea. Otoritasnya berada langsung di bawah Kaisar Tiberius. Orang yang menjadi hakim di dalam sidang perkara Yesus dan yang menjatuhkan hukuman salib bagi-Nya, walau cuci tangan.
Claudia Procula              : Istri Pilatus. Dia yang mendapat mimpi bahwa Yesus adalah seorang suci dan tidak bersalah. Dia mencoba mendesak suaminya untuk melepaskan Yesus dan memperingatkan Pilatus akan nasib buruk yang menghantui jika mengeksekusi-Nya. Dia memiliki simpati terhadap ajaran dan semangat hidup Yesus.
Herodes Antipas            : Putra dari Herodes Agung. Penguasa dari daerah Galilea (tempat di mana Yesus berasal) dan Perea. Galilea dan Perea adalah kerajaan yang tunduk kepada Kekaisaran Romawi. Dialah yang memenggal kepala Yohanes Pembaptis, sepupu Yesus. Dia juga yang penasaran terhadap sosok Yesus dan ingin melihat Yesus melakukan mukjizat dengan mata kepalanya sendiri.
Kepala Pasukan             : Seorang Kepala Pasukan Romawi bisa membawahi lebih dari 1000 prajurit. Kepala Pasukan di masa Yesus disalibkan ini merupakan seorang Romawi (non-Yahudi) yang pada akhirnya mengakui bahwa Yesus adalah orang benar, Anak Allah.
Yudas Iskariot                : Satu dari dua belas rasul. Menjual Yesus kepada Imam-imam Agung dengan 30 keping perak dan mengkhianati-Nya dengan sebuah ciuman. Dia salah paham dengan visi-misi dan praksis Yesus yang menurutnya kurang revolusioner (tidak ada pemberontakan fisik melawan penjajah Romawi). Akhirnya dia menyesal dan bunuh diri.
Simon Petrus                  : Satu dari dua belas rasul. Pemimpin para rasul. Seorang lelaki yang terkesan penuh semangat dan gairah hidup, untuk menutupi rasa takutnya. Saking takutnya, dia menyangkal mengenal Yesus sebanyak 3 kali, walau pada akhirnya dia menyesal dan menemukan keberanian untuk memimpin para pengikut Yesus.
Yohanes                         : Satu dari dua belas rasul. Murid yang paling dekat dan dikasihi Yesus. Seorang yang selalu mencoba menyelami misteri hidup Yesus jauh lebih dalam dari rekan-rekannya.
Yakobus                        : Satu dari dua belas rasul. Saudara Yohanes.
Maria Magdalena           : Perempuan yang dulu pernah disembuhkan Yesus dari kerasukan roh jahat dan akhirnya menjadi pengikut Yesus. Disebut pula rasul dari para rasul. Perempuan yang mendampingi Maria, Ibu Yesus, menemani perjalanan sengsara putranya.
Veronika                        : Salah satu perempuan Yerusalem. Pengusap wajah Yesus.
Simon dari Kirene          : Seorang rantau, dari Afrika Utara (daerah yang sekarang bernama Libya), yang ditunjuk Kepala Pasukan untuk membantu Yesus memanggul salib hingga ke Golgota.
Yusuf dari Arimatea        : Seorang kaya. Memiliki tanah di mana terdapat kuburan baru, tempat Yesus dikuburkan.. Anggota Majelis Besar. Berasal dari Arimatea (sekarang Ramla, Israel). Pengikut rahasia Yesus. Dia memberanikan diri menghadap Pilatus untuk mengubur Gurunya yang telah tewas disalib.
Yesus Barabbas             : Seorang revolusioner, pemberontak, pembunuh, bandit, provokator, biang kerusuhan.
Imam 1                          : Imam Bait Allah. Anggota Sanhedrin (Mahkamah Agama).
Imam 2
Saksi 1                           : Saksi yang memberi kesaksian dusta yang memberatkan Yesus.
Saksi 2
Laki-laki                        : Lelaki, saudara Malkus yang telinganya dipotong Petrus di Taman Getsemani. Turut serta menangkap Yesus di Taman Getsemani. Mengenali wajah Petrus.
Perempuan 1                  : Perempuan di perapian dekat Bait Allah. Pernah melihat Petrus bersama-sama dengan Yesus.
Perempuan 2                  : Perempuan di perapian dekat Bait Allah. Mengenali logat Petrus bukan logat selatan, tapi logat Galilea.
Prajurit 1                        : Centurion Romawi.
Prajurit 2
Prajurit 3
Prajurit Herodes             : Prajurit Raja Herodes yang mengawalnya.
Penjaga Bait Allah 1       : Orang-orang yang dipimpin Yudas Iskariot menangkap Yesus di Taman Getsemani.
Penjaga Bait Allah 2
Penjaga Bait Allah 3
Malkus                           : Salah satu Penjaga Bait Allah yang telinganya dipotong Petrus.
Perempuan-perempuanYerusalem: Pengagum-pengagum Yesus yang meratapi eksekusi-Nya.


ADEGAN I - CIUMAN PENGKHIANATAN
Tengah malam. Taman Getsemani. Bulan purnama bersinar dengan terang. Yesus berjalan diiringi Petrus, Yakobus, dan Yohanes.
Yesus                   : (Berhenti. Memandang ketiga muridnya itu dengan pilu. Akhirnya berkata...) Hatiku sangat sedih... seperti ingin mati rasanya.
Petrus                   : Tuhan... .
Yesus                   : Tinggallah di sini. Duduklah. Sementara aku berdoa di sana. (Berjalan beberapa meter menjauhi ketiga muridnya.)
                             (Setelah sampai pada sebuah batu yang besar di tengah-tengah taman itu, Yesus berlutut, rasa takut dan sedih bercampur menjadi satu. Lalu dia berdoa...) Bapa, hanya pada-Mu aku berserah. Seluruh hidupku kujalani untuk melakukan kehendak-Mu. Allahku, ya Bapaku, aku berseru kepada-Mu di malam ini, tetapi tidak juga aku tenang. Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. Kepada-Mu nenek moyang kami percaya, dan Engkau meluputkan mereka. Kepada-Mu mereka berseru, dan mereka terluput dari mara bahaya. kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. Bapa, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan. Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang mampu menolong aku. Kengerian menggentarkanku. Jika sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari padaku. Tak ada yang mustahil bagi-Mu.

Yesus berdoa di taman Getsemani (doc. pribadi)

                             (Yesus membungkuk. Dia menggigil ketakutan sambil terus berdoa. Bayangan kematian terpampang dengan jelas di depan wajahnya. Setelah sejenak membungkuk itu, Yesus lalu menengadah, menarik nafas panjang, dan dengan keyakinan serta keberanian berkata...) Allahku, jikalau cawan ini berlalu hanya bila aku meminumnya... bukan kehendakku yang jadi... jadilah kehendak-Mu!
                            (Menengok ke arah para murid. Berdiri pelan. Berjalan ke arah mereka.) Tidakkah kalian sanggup berjaga-jaga barang satu jam denganku? Menemaniku?
Petrus                   : Gu... Guru... . Maafkan kami. Kami mengantuk.
Yesus                   : Bangun dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. Roh memang penurut, tetapi daging lemah.
Yohanes               : Engkau tidak apa-apa, Guru?
Yesus                   : (Memandang ke arah lain.) Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.
Yudas Iskariot datang beserta para penjaga Bait Allah dan orang-orang Imam Agung (Malkus dan Laki-laki turut serta).
Yudas Iskariot      : (Berteriak dari kejauhan...) Guru!!! (Mendekat, sedikit berlari) Guru... . (Setelah dekat) Guru. (mencium pipi Yesus).
Yesus                   : Yudas... Yudas... apakah dengan ciuman kau mengkhianati Anak Manusia?
                             (Kepada orang banyak) Siapakah yang kalian cari?
Malkus                 : Yesus dari Nazareth.
Yesus                   : Akulah dia.
Laki-laki               : Tidak mungkin... (Mundur ke belakang. Tersandung kaki temannya, lalu jatuh ke belakang.)
Yesus                   : Siapakah yang kalian cari?
Malkus                 : Yesus dari Nazareth.
Yesus                   : Sudah kukatakan, akulah dia.
Malkus                 : Ayo tangkap! (Bergerak segera ke arah Yesus)
Murid-murid Yesus melawan. Yudas lari tunggang langgang. Petrus yang panik mengambil pedang, lalu menetak telinga Malkus yang hendak meringkus Yesus. Malkus mengerang kesakitan. Yesus menolong Malkus.
Yesus                   : Simon!!! Sarungkan pedangmu! Orang yang hidup dengan pedang, akan mati pula dengan pedang. (Menyambung kembali telinga Malkus)
                             (Kepada para penjaga Bait Allah) Kalau memang aku yang kalian cari, biarkan mereka ini pergi.
Para penjaga Bait Allah melepaskan murid-murid Yesus. Yesus pun dijerat dan dibawa ke Sanhedrin. Rombongan penjaga Bait Allah dan Yesus keluar.
Yakobus               : Bagaimana ini?
Petrus                   : Beri tahu yang lain!
Yohanes               : Aku akan mengikuti mereka.
Petrus                   : Aku ikut bersamamu.
Yohanes               : (Kepada Yakobus) Kak, bawa ibu ke Sanhedrin. Kita bertemu di sana.
Petrus                   : Ayo lekas!
Yakobus keluar. Yohanes dan Petrus keluar melalui tempat yang lain.

ADEGAN II - HANAS DAN KAYAFAS
Pagi-pagi buta. Sanhedrin. Hanas masuk. Langkahnya cepat. Mondar-mandir. Gusar.
Hanas                   : Kenapa lama sekali orang-orang bodoh itu?
Kayafas masuk. Berhenti sejenak. Memandangi tingkah Hanas.
Kayafas                : Bapa... ada apa? Sepertinya Bapa sedang risau.
Hanas                   : Aku tidak akan pernah bisa tidur nyenyak atau khusyuk merayakan Paskah jika bidaah itu belum juga ditangkap dan dilenyapkan. Dia benar-benar membahayakan umat! Khotbah-khotbahnya, ajaran-ajarannya... menyesatkan umat! Mau hendak dikoyak-koyak agama kita yang luhur ini? Apa orang itu sama sekali tidak memandang dan menghargai kita, para imam Bait Allah, penjaga agama dan hukum Allah? Kita adalah pengantara TUHAN dengan umat-Nya. Kalau dibiarkan berlarut-larut, TUHAN bisa mengutuk kita semua. Pendosa! Bidaah! Belum lagi ada yang bilang bahwa dia mengaku-ngaku sebagai Mesias, anak Allah yang mahatinggi. Penghujat!
Kayafas                : Namun kulihat dia begitu terkenal. Para pengikutnya semakin bertambah dari hari ke hari. Sebentar lagi Paskah. Ingatkah Bapa kejadian beberapa hari lalu, saat dia masuk kota menunggang keledai? Mereka mengelu-elukan dia laksana seorang raja! “Suruhlah orang-orang ini diam, maka batu-batu akan berteriak,” katanya? Batu-batu berteriak? Mau memulai suatu pemberontakan?
Hanas                   : Raja para pendosa dan gelandangan. Kepala orang-orang najis!
Kayafas                : Roma semakin mengawasi kita. Tidak boleh lagi ada kerusuhan di Yerusalem.
Hanas                   : Bukankah dia biang kerusuhan di Bait Allah waktu itu?
Kayafas                : Ya, dan sejak saat itulah mata Romawi semakin ketat mengawasi kita. Sebuah kerusuhan bisa dianggap pemberontakan. Dan pemberontakan akan membawa kita ke ujung pedang Romawi kafir itu.
Hanas                   : Dia bagai kusta bagi bangsa ini, dan harus ditahirkan.
Kayafas                : Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.
Hanas                   : Kita rajam saja bidaah itu. Penghujat!
Kayafas                : Bapa ingin seluruh pengikutnya memberontak? Lalu terjadi kekacauan di Yerusalem. Dan, kita dibumi hanguskan oleh Romawi kafir?
Hanas                   : Lalu bagaimana?
Kayafas                : Biarkan orang-orang kafir itu melakukannya untuk kita.


Hanas dan Kayafas (doc. pribadi)

(dari luar. teriak)
Penjaga Bait Allah 1: Tuanku... mohon menghadap, Tuanku.
Kayafas                : Masuklah!
Penjaga Bait Allah 1: Kami telah membawa Yesus dari Nazareth.
Kayafas                : Bawa masuk.
Penjaga Bait Allah 1: Laksanakan, Tuanku.
Penjaga Bait Allah 1 keluar.
Kayafas                : Bapa, ada baiknya kita mengundang para imam yang lain. Kita selesaikan perkara ini hari ini juga.
Hanas                   : Aku rasa tidak perlu semua, sebab ada imam yang menaruh simpati kepadanya.
Kayafas                : Itu ide yang bijaksana. Mari.
Hanas                   : Mari.
Hanas dan Kayafas keluar panggung.

ADEGAN III - PENYANGKALAN
Pelataran istana Imam Agung. Suara gaduh dari luar.
Penjaga Bait Allah 1: Ayo cepat. Bawa dia.
Rombongan penjaga Bait Allah yang membawa Yesus masuk.
Penjaga Bait Allah 1: (kepada Laki-laki) Kamu jaga di depan. Sedang yang lain ikut aku. Kita serahkan orang ini kepada Imam Agung.
Laki-laki               : Siap!
Rombongan penjaga Bait Allah keluar panggung.
Laki-laki               :  Ah, sialan. Sepagi ini, sedingin ini disuruh jaga di luar. Sendirian. (menghela nafas) Sebenarnya salah apa sih orang itu? Dia itu ‘kan sebenarnya orang baik. Orang-orang sakit disembuhkan. Orang-orang miskin dibantu. Hanya pengikut-pengikutnya itu saja yang urakan dan udik. Orang-orang tak berpendidikan yang brutal. Telinga saudaraku dipotongnya! (berhenti sejenak, mengingat peristiwa beberapa saat lalu) Tapi... orang itu menyembuhkan Malkus. Kalau memang dia jahat, takkan mungkin dia sudi menyembuhkan orang yang menangkapnya. Apakah dia nabi?
Dua orang perempuan membawa lentera masuk.
Laki-laki               : (melihat perempuan-perempuan itu, menyapa mereka) Hei, kalian, sini sebentar.
Perempuan 1        : Hei, dapat jatah jaga pagi?
Laki-laki               : Baru saja ada peristiwa yang terjadi.
Perempuan 2        : Peristiwa apa?
Laki-laki               : Nabi dari Nazareth itu ditangkap Imam Agung.
Perempuan 1        : Nabi? Ditangkap?
Perempuan 2        : Yang membawa rombongan dari Galilea itu?
Laki-laki               : Iya. Yang hari Minggu kemarin masuk Yerusalem naik keledai itu.


Yohanes dan Petrus masuk ke pelataran Bait Allah (doc. pribadi)

Tiba-tiba Yohanes dan Petrus masuk.
Yohanes               : Shalom alechem.
Perempuan 1 dan 2 serta Laki-laki: Alechem shalom.
Yohanes               : Apakah tahanan yang dibawa tadi sudah di bawa masuk?
Laki-laki               : Sudah.
Yohanes               : Kapan persidangannya?
Laki-laki               : Entahlah.
Perempuan 1        : Sepertinya segera. Sebab tadi aku melihat para imam berdatangan.
Yohanes               : Sepagi ini?
Perempuan 1        : Mengejar Sabat mungkin.
Yohanes               : Boleh kami masuk?
Perempuan 1        : Ah, ya... silakan.
Petrus                   : (kepada Yohanes) Aku di sini saja, menanti yang lain.
Yohanes               : Baiklah. (keluar)
Petrus                   : (hendak duduk)
Perempuan 1        : (mengamati Petrus) Tunggu sebentar. Bukankah kamu juga salah satu dari murid orang itu?
Petrus                   : (terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu) Ah, bukan.
Perempuan 2        : Ah, iya, kamu salah satu murid orang itu. Logatmu pun bukan logat Selatan. Logatmu logat Galilea.
Petrus                   : Hahahaha... kamu pikir semua orang Galilea adalah murid orang itu? Ini Paskah, kan? Banyak pula orang Galilea datang ke Yerusalem. Lagi pula, aku tidak mengenal orang itu. Sungguh.
Laki-laki               : Bohong! Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan dia? Engkau yang memotong telinga saudaraku, kan?
Petrus                   : Ah, kau salah orang. Aku tidak ada hubungan dengan orang itu. Aku tidak mengenalnya.
Ayam jantan berkokok.
Petrus                   : (Terdiam. Terngiang nubuat Yesus ketika perjamuan malam terakhir bahwa dia akan menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam jantan berkokok. Menangis. Berlari keluar.)
Maria Ibu Yesus dan Maria Magdalena masuk. Berpapasan dengan Petrus.
Petrus                   : Ibu... (masih menangis, tak mampu berkata-kata. memandangi Ibu Maria sejenak. lalu berlari keluar)
Maria Magdalena  : Petrus... .
Yohanes keluar.
Yohanes               : (mencari Petrus, tidak menemukan. Kepada Perempuan 1 dan 2) Di mana tadi temanku?
Perempuan 2        : Entahlah, tadi dia berlari sambil menangis.
Yohanes               : (melihat Maria dan Maria Magdalena) Ibu... .
Maria                   : Nak...
Yohanes               : Guru ditangkap, Ibu. Persidangan akan segera dilaksanakan.
Maria                   : Bisa kita masuk?
Yohanes               : Mari, Ibu.
Perempuan 1        : Sudah dimulai?
Yohanes               : Sudah.
Yohanes, Maria, dan Maria Magdalena keluar.
Perempuan 1        : Kalian mau turut menyaksikan atau mau di sini saja?
Laki-laki               : Aku mau masuk. Aku ingin mencari jawaban mengapa orang benar disalahkan.
Laki-laki dan Perempuan 1 keluar.
Perempuan 2        : Jangan tinggalkan aku!
Perempuan 2 keluar.

ADEGAN IV - SIDANG KONSPIRASI
Subuh. Sanhedrin.
Para imam masuk dengan enggan. Mengantuk.
Imam 1                 : Ada apa ini? Mengapa membangunkan sesubuh ini?
Kayafas                : Bidaah itu telah kita tangkap.
Imam 2                 : Lalu mengapa mengumpulkan kami sepagi ini?
Kayafas                : Kita akan mengadilinya hari ini.
Imam 1                 : Sepagi ini?
Hanas                   : Kita harus tahir sebelum merayakan Paskah besok!


Yesus di hadapan Hanas dan Kayafas (doc. pribadi)

Para Penjaga Bait Allah masuk membawa Yesus.
Penjaga Bait Allah 1: Ayo masuk! (kepada Kayafas) Tuan, kami telah memangkap Yesus dari Nazareth. (membawa Yesus sedikit ke depan, di hadapan sidang para imam)
Hanas                   : (mengamati dengan seksama sosok Yesus, tersenyum, lalu mengangguk-angguk) O... jadi ini orang yang bernama Yesus itu? Masih muda, dan tampan. Seharusnya orang semuda kamu itu bekerja baik-baik, menikah, beranak-pinak, mendidik anakmu baik-baik, dan membangun keluarga yang baik. Bukan malah menggelandang dari kota ke kota, mengajarkan ajaran-ajaran sesat, menghasut dan membingungkan umat, dan meracuni umat dengan kata-kata licinmu itu. Katakan padaku, siapa saja murid-muridmu? Ajaran macam apa yang kauajarkan kepada mereka sehingga banyak orang berbondong-bondong mengikutimu?
Yesus                   : Aku berbicara terus terang kepada dunia. Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul. Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapa engkau menanyaiku? Tanyalah mereka, yang telah mendengar apa yang kukatakan kepada mereka. (melihat para penjaga Bait Allah) Sungguh, mereka tahu apa yang telah kukatakan.
Penjaga Bait Allah 1: (menampar Yesus) Begitu jawabmu kepada Imam Agung?
Yesus                   : (memandangi mata Penjaga Bait Allah 1) Kalau kataku itu salah, tunjukkan salahnya, tetapi jika kataku itu benar, mengapa engkau menampar aku?
Kayafas                : (kepada Penjaga Bait Allah 1) Sudah! Cukup. (Kepada hadirin) Adakah orang-orang di sini hendak menjadi saksi atas orang ini?
Saksi 1                 : Tuan, izinkan saya.
Kayafas                : Silakan.
Saksi 1                 : Kami mendengar orang ini berkata, “Aku akan merubuhkan Bait Allah buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia.” Demikian Tuan.
Kayafas                : Hm... . Adakah yang lain?
Saksi 2                 : Tuan...
Kayafas                : Ya, silakan.
Saksi 2                 : Orang ini yang membuat kerusuhan di Bait Allah tempo hari. Dia menjungkirbalikkan para pedagang. Rupanya dia tidak ingin ada ketenteraman di Yerusalem. Terlebih lagi, dia melarang umat membayar pajak terhadap kaisar. Dia ingin Romawi menghancurkan kita, sehingga dia bisa melaksanakan rencana kudeta. Kami dengar orang ini mengaku diri raja.
Kayafas                : Raja orang-orang menyedihkan! (kepada Yesus) Tidakkah engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadapmu?
Yesus                   : (diam)
Kayafas                : Kautidak ingin membela dirimu sendiri?
Yesus                   : (diam)
Hanas                   : Jika kamu memang Mesias, katakanlah kepada kami!
Yesus                   : Kalaupun kukatakan, kamu tetap tidak akan percaya. Sekalipun aku bertanya sesuatu kepada kamu, kamu tidak akan menjawab. (menengadah ke atas) Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.
Kayafas                : Kalau begitu, engkau Anak Allah?!
Yesus                   : Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.
Kayafas                : (mengoyak pakaian) Penghujat!!! Untuk apa kita perlu kesaksian lagi?! Kita ini telah mendengar hujatan dari mulut-Nya sendiri. Dia harus dihukum mati!
Imam 2                 : Tapi kita tengah diawasi oleh Pilatus. Kita dilarang melakukan hukuman mati.
Kayafas                : Kalau begitu, bawa dia ke Pilatus!
Yesus dibawa keluar oleh Penjaga-penjaga Bait Allah. Para hadirin mengikuti dari belakang. Semua keluar. Tinggal Hanas dan Kayafas.

ADEGAN V - PENYESALAN
Hanas                   : Tuduhan apa yang dapat kita jatuhkan atas orang itu sehingga Pilatus mau menghukum mati dia? Tentu Pilatus akan menolak tuduhan dia sebagai bidaah dan penghujat. Tata Hukum Romawi sama sekali tidak mengatur apapun tentang hal itu.
Kayafas                : Bapa tenang saja. Aku sudah menyiapkan tuduhan politik terhadap bidaah itu. Kita akan mengatakan bahwa dia menentang kekuasaan Romawi. Dia menyiapkan sebuah pemberontakan. Dengan demikian orang-orang kafir itu akan menjatuhkan hukuman yang paling keji dan memalukan atas bidaah itu.
Sekonyong-konyong Yudas masuk.
Yudas                   : Yang Mulia... Yang Mulia... .
Hanas                   : Kamu lagi... . Ada apa anak muda? 30 keping perak masih kurang?
Yudas                   : Bukan begitu, Yang Mulia... . Aku merasa berdosa. Aku telah menjual darah orang yang tak bersalah. (Melihat kantong uang yang dia genggam) Ini... ini... aku kembalikan. Ini uang darah.
Kayafas                : Sudahlah... ambillah saja. Pakai uang itu untuk membeli tanah atau apalah, terserah kamu.
Yudas                   : Tidak, Yang Mulia. Aku telah berbuat kekeliruan. Dia tak bersalah.
Kayafas                : Ah... sudah. Kita sudah sepakat, 30 keping perak untuk Yesus. Kami sudah mendapatkan dia dan kau sudah mendapatkan uangmu. Kita impas. (Kepada Hanas) Sudahlah, tak perlu kita berurusan lagi dengan orang ini.
Hanas                   : Ya, urusan kita dengannya telah selesai. Mari, kita segera bergegas.
Kayafas                : Mari.


Penyesalan Yudas (doc. pribadi)

Hanas dan Kayafas keluar panggung. Yudas mengejar, tapi tidak sampai keluar panggung. Yudas kembali ke tengah-temgah panggung.
Yudas                   : Yesus... Yesus... Guruku... apa yang telah kulakukan? Mengapa engkau tak pernah mendengarkan aku? Mengapa engkau tak pernah mau angkat senjata? Kita telah mendapatkan lima ribu laki-laki, dan itu cukup untuk angkat senjata terhadap penjajah. Tapi kaumalah membentakku, “Rancanganmu adalah rancangan manusia, bukan rancangan Allah!” Tanpa kekerasan, katamu? Peperangan bukan tujuanmu, katamu? Damai? Cinta kasih? Bahkan belas kasihan kepada orang-orang kafir itu? Kita ini bangsa Yahudi, bangsa pilihan. Tidak bisa disejajarkan dengan orang-orang kafir! Bagaimana mungkin engkau menjadi raja jika tidak mengusir penjajah itu? Bagaimana mungkin mengusir penjajah itu jika tidak mengangkat senjata?
                             Oh Guru... apa yang telah aku lakukan? Seluruh semesta pasti akan mengutukku selama-lamanya. Terkutuklah aku. Mengapa aku terlambat menyadarinya? Mengapa aku terlambat memahaminya? Cinta kasihlah yang mengatasi perbedaan manusia. Cinta kasihlah yang mengantarmu menjadi ‘raja’ atas segenap ciptaan. Tiga tahun, Guru... tiga tahun aku mengikutimu, dan baru pada malam aku mengkhianatimu aku memahami ajaranmu!
                             Kegilaan apa ini? 30 keping perak untuk nyawa seorang Mesias? Semua telah terlambat. Semua telah terlambat bagiku. Segalanya telah berakhir. (melemparkan kantong uang) Aku tak layak hidup di dunia. Aku telah mengkhianati orang yang paling memahamiku. Aku layak mati. Pengkhianat sahabat layak menerima kematian. (berlari keluar panggung)

ADEGAN VI - DI HADAPAN PONTIUS PILATUS
Pagi hari, kira-kira pk. 08.00. Benteng Pilatus di Yerusalem.
Kepala Prajurit masuk tergopoh.
Kepala Prajurit     : Tuanku... Tuanku... .
Pilatus                   : (masuk dengan enggan) Ada apa? Sepagi ini.
Kepala Prajurit     : Imam-imam Bait Allah itu datang menghadap, Yang Mulia.
Pilatus                   : Haaah (sebal) orang-orang korup yang menjual agama untuk menggendutkan perut mereka sendiri! Selalu saja cari perkara. Mengganggu pagiku. (kepada Kepala Prajurit) Mengapa mereka pagi-pagi datang ke sini?
Kepala Prajurit     : Mereka membawa orang untuk diadili, Yang Mulia.
Pilatus                   : Diadili? Siapa?
Kepala Prajurit     : Orang yang kemarin Minggu masuk Yerusalem dielu-elukan rakyat banyak itu.
Pilatus                   : Demi Dewa Jupiter... ada apa lagi ini?! Suruh mereka ke sini.
Kepala Prajurit     : Siap, laksanakan!


Yesus di hadapan Pilatus (doc. pribadi)

Rombongan imam-imam dan massa yang membawa Yesus masuk.
Pilatus                   : (Mengamati Yesus dengan seksama. Kepada Imam-imam Agung) Apa tuduhanmu terhadap orang ini?
Kayafas                : Kalau dia bukan seorang penjahat, tentu kami takkan menyerahkannya kepadamu.
Pilatus                   : Ambil saja dia dan hakimilah menurut hukum Tauratmu!
Hanas                   : Kami dilarang menjatuhi hukuman mati.
Pilatus                   : Hukuman mati? Apa yang telah dilakukannya?
Kayafas                : Kami dapati orang ini menyesatkan bangsa kami. Dia juga melarang membayar pajak kepada Kaisar! Dan, dia mengaku bahwa dia adalah seorang Mesias, yaitu Raja.
Pilatus                   : Raja?! (kepada Kepala Pasukan) Bawa dia ke hadapanku.
Kepala Pasukan membawa Yesus naik ke hadapan Pilatus.
Pilatus                   : Engkau inikah raja orang Yahudi?
Yesus                   : Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang aku?
Pilatus                   : Apakah aku seorang Yahudi? Bangsamu sendiri dan imam-imam kepala itu yang telah menyerahkan engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?
Yesus                   : Kerajaanku bukan dari dunia ini. Jika Kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi, Kerajaanku bukan dari sini.
Pilatus                   : Jadi Engkau adalah raja?
Yesus                   : Engkau mengatakan aku raja. Untuk itulah aku lahir dan untuk itulah aku datang ke dalam dunia ini, supaya aku memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraku.
Pilatus                   : Kebenaran? Apakah kebenaran itu?
                             (Kepada orang-orang Yahudi) Aku tidak mendapati kesalahan apapun padanya.
Kayafas                : Yang Mulia, ia menghasut rakyat di seluruh Yudea dengan ajarannya. Awalnya ia mulai dari Galilea hingga akhirnya sampai ke sini.
Pilatus                   : Orang ini seorang Galilea?
Hanas                   : Benar, Yang Mulia.
Pilatus                   : Kalau demikian dia berada di bawah wewenang Raja Herodes! Herodes tengah berada di Yerusalem. (Kepada Kepala Pasukan) Bawa dia ke Herodes.
Kepala Pasukan    : Siap, laksanakan!


Pilatus dan Claudia (doc. pribadi)

Kepala Pasukan dan para prajurit membawa Yesus ke hadapan Herodes, diikuti oleh massa.
Pilatus duduk, masih bingung. Claudia masuk.
Claudia                 : (tergopoh) Sayang... .
Pilatus                   : Sayang?
Claudia                 : Kamu terlihat gusar?
Pilatus                   : Apa itu kebenaran, Sayang?
Claudia                 : Mengapa kamu bertanya demikian?
Pilatus                   : Kebenaran itu tidak pernah tunggal, bukan? Kebenaran itu subyektif.
Claudia                 : Pasti perihal orang yang dicekal Imam-imam Yahudi tadi. Janganlah engkau berurusan dengan orang itu, Sayang. Dia orang benar. Semalam aku mimpi buruk karenanya.
Pilatus                   : Ya. (menghela nafas) Manisku, kamu tahu, inilah kebenaran bagiku... kalau aku menuruti permintaan Imam-imam korup itu, aku telah mengkhianati nuraniku. Aku menghukum orang yang tak bersalah. Jupiter bisa mengutukku. Dan, kau tahu, orang itu memiliki pengikut yang banyak. Mereka bisa memberontak padaku jika pemimpin mereka aku hukum dengan tidak adil. Akan tetapi, di sisi yang lain, kalau aku tak menuruti permintaan Imam-imam korup itu, bisa-bisa mereka menolak tunduk kepada Kekaisaran Romawi, dan mereka bisa saja mendanai para pemberontak itu. Aku berada di dalam sebuah dilema, Sayang. Keputusan apapun yang aku ambil, dapat beresiko pemberontakan dan kekacauan. Kaisar telah memberiku peringatan yang terakhir. Kaisar tak ingin mendengar lagi ada kekacauan dan pertumpahan darah di Yerusalem ini... atau kepalaku menjadi taruhannya.
Claudia                 : Lalu, kautelah mengambil keputusan, Cinta?
Pilatus                   : Tenanglah, Manisku. Aku sudah mengatasinya. Dia sudah kukirim ke Herodes.
Claudia                 : Sudahlah. Mari kita masuk. Kita minum segelas anggur untuk menenangkan gelisahmu.
Pilatus                   : Mari, Manis... .
Pilatus dan Claudia keluar panggung.

Istana Herodes di Yerusalem.
Prajurit Herodes   : Yang Mulia, ada yang ingin bertemu.
Herodes masuk.
Herodes               : Siapa?
Prajurit Herodes   : Kepala Pasukan Pilatus bersama Imam-imam Bait Allah.
Herodes               : Aha... rupanya politik dan agama telah saling bergandengan tangan. (tersadar) Hei, apa maksud Imam-imam Bait Allah itu kemari? Aku tidak kurang dalam memberi jatah ke Bait Allah, kan?
Prajurit Herodes   : Mereka membawa Yesus dari Nazareth.
Herodes               : (Terkejut. Gembira.) Apa? Ye... Yesus dari Nazareth? Mana... mana dia? Bawa dia ke hadapanku sekarang.
Prajurit Herodes   : Siap, Yang Mulia.
Herodes               : Cepat! Cepat! Aku sudah tidak sabar bertemu nabi itu. Pada hari ini aku akan menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri sebuah mukjizat... hahahahaha... .


Yesus di hadapan Herodes (doc. pribadi)

Prajurit Herodes masuk, diikuti Kepala Pasukan dan para prajurit yang membawa Yesus, serta orang-orang Yahudi.
Prahurit Herodes   : Yang Mulia...
Herodes               : Hahahay... jadi ini nabi yang terkenal itu? (heran) Loh, mengapa kalian membelenggunya? Lepaskan dia!
Kepala Pasukan    : (kepada prajurit-prajurit) Lepaskan dia!
Prajurit 1, 2, 3      : Laksanakan. (melepas belenggu Yesus)
Herodes               : Suruh ke sini... .
Prajurit Herodes   : Siap, Yang Mulia. (mengantar Yesus dengan kasar)
Herodes               : Hey!!! Dia tamu kehormatanku! Jangan kasar! (Mengamati Yesus) Hahahahay... kau mirip benar dengan Yohanes Pembaptis itu. Sayang dia terlalu besar mulut. Semoga kau tak seperti dia. Ehm, kabarnya kalian masih kerabat? Maafkan aku. Aku terpaksa memisahkan kepalanya dari tubuhnya. Bukan maksudku. Aku terlanjur berjanji kepada putriku, dan dia menghendaki kepala Yohanes. Seorang raja harus menepati kata-katanya bukan?
Yesus                   : (diam)
Herodes               : Astaga... kau pendiam sekali. Sungguh bertolak belakang dengan kerabatmu itu. Ehm, kabarnya kau gemar melakukan mukjizat? Menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati. Orang buta dapat berjalan. Orang lumpuh dapat melihat... .
Prajurit Herodes   : Yang mulia...
Herodes               : Diam! Aku tahu yang aku katakan... . Hahahaha... . (Kepada Yesus) Maukah engkau menolongku?
Yesus                   : (diam)
Herodes               : Buatlah satu mukjizat di hadapanku. Tolong.
Yesus                   : (diam)
Herodes               : (berlutut) Mukjizat apapun... . Aku mohon. Aku rela menjadi abdimu jika hari ini kau menunjukkan kepadaku sebuah mukjizat.
Yesus                   : (diam)
Herodes               : (berdiri, mendekat kepada Yesus) Kau tuli? Bisu? (menghela nafas) Tolol! (Kepada Kepala Pasukan Pilatus) Mengapa kalian membawa orang tolol ini kepadaku?
Hanas                   : Yang Mulia... orang ini...
Herodes               : Diam!!! Aku tidak bertanya kepadamu! (berbisik) Imam tolol.
Kepala Pasukan    : Tuanku Pilatus menyuruh kami membawanya kepadamu, Yang Mulia. Imam-imam Agung dan orang-orang Yahudi menuduh orang ini menghasut rakyat dan menganggap diri raja. Tuanku Pilatus tidak menemukan kesalahan pada orang ini. Namun, mereka terus saja menuntut. Karena orang ini berasal dari Galilea, dan Paduka Raja kebetulan sedang berada di Yerusalem, kami diminta menyerahkannya kepada Yang Mulia.
Herodes               : Tunggu sebentar. Aku tidak salah dengar? Raja? Dia mengaku diri raja? Compang-camping seperti ini mengaku diri raja? Hahahaha.... . (Mengenakan mantel ungunya kepada Yesus) Ini baru raja! Hahahahaha... . Salam, Yang Mulia. (Meludahi Yesus dan menendang perutnya). Hahahahahaha.... . (Kepada Kepala Prajurit) Bawa dia kembali ke Pilatus. Aku tak sudi berurusan dengan badut ini!!!.
Kepala Pasukan    : Baik Yang Mulia. (Kepada para prajurit) Bawa dia.
Massa keluar panggung.
Herodes               : Tolol! (kepada Prajurit Herodes) Jangan ada yang boleh masuk. Aku sedang tak ingin ditemui siapa pun. Nafsu makanku jadi hilang gara-gara gelandangan tadi.
Prajurit Herodes   : Baik Yang Mulia.
Herodes keluar panggung. Prajurit Herodes keluar panggung lewat sisi yang lain.

ADEGAN VIII - SALIBKAN DIA!!!
Istana Pilatus.
Arak-arakan massa masuk.
Kepala Pasukan    : Berhenti di sini! (Naik ke panggung) Tuanku... .
Pilatus keluar.
Pilatus                   : (terkejut) Mengapa orang ini kaukembalikan kepadaku?
Kepala Pasukan    : Raja Herodes tak ingin berurusan dengan dia, Tuanku.
Pilatus                   : Hah! (Jengkel) Sialan! Bawa ke mari dia!
Kepala Pasukan membawa Yesus naik, dekat Pilatus.
Pilatus                   : (kepada massa) Kalian, tenanglah! Dengarkan aku! Kalian telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksanya, dan padanya tidak kudapati segala tuduhan kalian itu. Begitu pula dengan Herodes! Raja Galilea dan Perea itu juga tidak menemukan kesalahan apapun kepadanya, sebab ia mengirimkannya kembali kepadaku. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?
Kayafas                : Jangan Dia, melainkan Barabas!
Massa                  : Bebaskan Barabas!!! Bebaskan Barabas!!! (Bergemuruh)
Pilatus                   : Diam! (Kepada Kepala Pasukan) Bawa Barabas ke mari.
Kepala Pasukan    : Siap, laksanakan! (Keluar panggung lalu masuk membawa Barabas).
Pilatus                   : Lihatlah baik-baik. Pikir dengan bijaksana! Aku bertanya sekali lagi, siapa yang harus kubebaskan di hari Paskah? Yesus Barabas, seorang penyamun, bandit, pembunuh, dan pemberontak. Atau Yesus dari Nazareth, raja orang Yahudi?
Hanas                   : Kami mau Barabas!
Kayafas                : Bebaskan Barabas!!!
Massa                  : Bebaskan Barabas!!! Bebaskan Barabas!!! Bebaskan Barabas!!!
Pilatus                   : (Terdiam, menghela nafas.Kepada Kepala Pasukan...) Bebaskan Barabas!
Kepala Pasukan    : Laksanakan Tuanku!
Barabas                : Tuhanku dan para pasukan pembela Tuhan memang tiada duanya. Imanku telah menyelamatkanku. (Melihat Yesus, merasa aneh. Lalu berpaling kepada para imam agung) Bapa, terima kasih. Dengan demikian dosa-dosaku telah diampuni, kan? Hahaha... setelah Paskah, kita bicarakan pemberontakan-pemberontakan selanjutnya. Darah kafir masih halal, bukan? Hahahahaha... . (keluar panggung)
Pilatus                   : Aku tidak menemukan kesalahan apapun pada orang ini. Maka aku akan menyesahnya dan melepaskannya. (Kepada Kepala Pasukan) Bawa dan sesah dia. Jangan sampai mati!
Kepala Pasukan    : Siap, laksanakan, Tuanku! (kepada para prajurit) Bawa dia!
Prajurit 1, 2, 3      : Laksanakan!
Kepala Pasukan dan para prajurit membawa Yesus ke dalam untuk disesah. Pilatus duduk di takhtanya. Massa kasak kusuk, hampir ribut. Terdengar suara cambukan dan jerit kesakitan. Selang beberapa waktu, Kepala Pasukan keluar menemui Pilatus.
Kepala Prajurit     : (berbisik di telinga Pilatus)
Pilatus                   : (Terkejut. Kepada Massa...) Lihatlah, aku membawa dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun padanya.


Salibkan dia!!! (doc. pribadi)

Para prajurit keluar membawa Yesus.
Pilatus                   : (terkejut setelah melihat Yesus) Lihatlah manusia ini!!!
Hanas                   : Bunuh dia!
Kayafas                : Salibkan dia!!!
Massa                  : Salibkan dia!!! Salibkan dia!!! Salibkan dia!!!
Pilatus                   : Ambillah dia dan salibkan saja sendiri! Aku tidak menemukan kesalahan apa pun padanya.
Hanas                   : Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu dia harus mati, sebab dia menganggap dirinya sebagai Anak Allah.
Pilatus                   : (Terkejut. Menyadari Yesus Anak Tuhan, dia ketakutan) Anak Allah? (Kepada Yesus) Dari manakah asalmu?
Yesus                   : (diam)
Pilatus                   : Tidakkah engkau mau bicara denganku? Tidak tahukah engkau, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan atau menyalibkanmu?
Yesus                   : Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu, dia, yang menyerahkan aku kepadamu, lebih besar dosanya.
Pilatus                   : (Semakin ketakutan mendengar hal itu. Berkata pada dirinya sendiri.) Demi Dewa Jupiter... . Haruskah aku menyalibkan seorang titisan Dewa? (Kepada Imam-imam Agung) Dengarkan aku! Orang ini sama sekali tidak bersalah! Dia tidak layak mendapatkan hukuman mati, apa lagi hukuman mati di salib! Aku tetap akan membebaskannya!
Kayafas                : Jika engkau membebaskannya, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya raja, ia melawan Kaisar!!!
Pilatus                   : Tapi Ini rajamu!
Hanas                   : Enyahkan dia! Enyahkan dia! Salibkan dia!
Massa                  : Salibkan dia!!!
Pilatus                   : Haruskah aku menyalibkan rajamu?!
Kayafas                : Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar!
Pilatus                   : Baiklah! Baiklah! Diam! (Kepada Prajurit 3) Ambilkan aku air.
Prajurit 3 keluar panggung, lalu masuk membawa air.
Pilatus                   : (Membasuh tangannya.) Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini! Itu urusan kamu sendiri!
Kayafas                : Biarlah kami dan anak cucu kami yang menanggung darah orang ini!
Pilatus                   : (Kepada Kepala Pasukan) Turuti permintaan mereka.
Kepala Pasukan    : Tuanku... . (Menatap Pilatus)
Pilatus                   : (menatap Kepala Pasukan)
Kepala Pasukan    : Baik, Tuanku!
Pilatus keluar panggung, diikuti prajurit 3.

ADEGAN XI - VIA DOLOROSA
Kepala Pasukan    : (Kepada prajurit 1 dan 2) Ambilkan salibnya!
Prajurit 1 dan 2 keluar. Kepala Pasukan membawa Yesus ke bawah. Menyiapkan dia untuk membawa salibnya.
Pilatus keluar membawa papan tulisan.
Pilatus                   : Pasang ini di salibnya! “Yesus, Orang Nazareth, Raja Yahudi.”
Kayafas                : (terkejut) Yang Mulia...
Hanas                   : Yang Mulia, jangan engkau menulis “Raja Yahudi”, tetapi bahwa “Ia mengatakan, aku adalah Raja Yahudi”.
Pilatus                   : Apa yang kutulis, tetap tertulis! (keluar panggung)
Prajurit 1, 2, dan 3 keluar membawa salib. Yesus memanggul salib.
Kepala Pasukan    : Ayo jalan.
Di dalam perjalanan Yesus terjatuh. Maria berlari menemui Yesus.
Maria                   : Anakku... .
Yesus                   : Ibu... . Jangan menangis, Bu. Untuk inilah aku dilahirkan. Inilah perutusanku. Tersenyumlah, Bu, sebab segala sesuatunya telah aku perbarui.
Yesus bangun kembali dan meneruskan perjalanan.
Yesus tidak kuat. Dia berlutut.
Prajurit 1              : Bangun. Ayo cepat. Hari sudah siang!
Prajurit 2              : Kamu mau mati di sini? Ayo! Bangun!
Kepala Prajurit     : Hey! Tolol! Tidakkah kalian lihat, dia sudah kelelahan! Cari orang untuk membantunya memanggul salib!
Prajurit 3              : Kamu... siapa namamu?
Simon                   : Simon... dari Kirene.
Prajurit 3              : Ayo, bantu dia! Cepat!
Simon dari Kirene membantu Yesus berdiri kembali, lalu membantu dia memanggul salib.
Tiba-tiba saja Veronika menerobos barisan. Menemui Yesus. Mengusap wajahnya.
Prajurit 1              : Hey, pergi kamu! Jangan mengganggu!
Veronika              : Tidak, aku hanya ingin memberi minum kepada Tuhanku.
Prajurit 2              : Enyah! Minum minum apa? Pergi! (menghardik Veronika)


Perempuan-perempuan Yerusalem (doc. pribadi)

Yesus melanjutkan perjalanan. Yesus jatuh untuk yang kedua kalinya. Para perempuan Yerusalem menangisi Yesus. Ada yang memberinya minum.
Perempuan-perempuan Yerusalem: Tuhan, minumlah. Mengapa orang baik sepertimu harus mengalami semua ini, Tuhan?
Yesus                   : Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah menangisi aku. Tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Akan tiba masanya orang berkata, “Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui.” Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung, “Runtuhlah menimpa kami!” dan kepada bukit-bukit, “Timbunilah kami!” Jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?
Prajurit 1              : Sudah... sudah... . Pergi kalian. Pergi! Jangan ganggu pesakitan ini!
Prajurit 2              : Bangun Yang Mulia. Mari... hari keburu siang. Mari, bangun Yang Mulia!
Prajurit 3              : Ayo, raja belatung! Bangun!
Yesus bangun kembali. Melanjutkan perjalanan.


Via dolorosa (doc. pribadi)

Yesus terjatuh untuk yang ketiga kalinya.
Simon dari Kirene : Ayo, Bung. Sebentar lagi kita sampai. Ayo... bangunlah, Bung! Sedikit lagi. Sedikit lagi.
Yesus tiba di Bukit Golgota. Simon dari Kirene diminta pergi. Para prajurit menelanjangi Yesus.
Prajurit 1              : Maafkan aku, Yang Mulia... tapi untuk berada di atas takhtamu yang baru ini, kau tak bisa memakai baju (Menyobek baju Yesus).
Kepala Pasukan    : Segera salibkan dia. Hari sudah siang!
Prajurit 1, 2, 3      : Siap, laksanakan.
Yesus dipaku di atas kayu salib.
Kepala Pasukan    : Dirikan salibnya!
Prajurit 1, 2, 3      : Siap, laksanakan!

ADEGAN X - SELESAILAH SUDAH...
Bukit Golgota. Tengah hari. Yesus disalib di puncak bukit. Massa mengelilingi, menyaksikan penyaliban itu.
Kayafas                : Orang lain dia selamatkan, biarlah sekarang dia menyelamatkan dirinya sendiri, jika dia memang Mesias, orang yang dipilih Allah.
Hanas                   : Hai, katamu mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, sekarang turunlah dari salib itu dan selamatkan dirimu!
Yesus                   : Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat... .
Prajurit 2              : Akan kita apakan baju pusaka ini?
Prajurit 3              : Kita bagi empat saja. Aku satu, kamu satu, kamu satu, si boss juga satu.
Prajurit 2              : Lalu jubah ini? Kita bagi juga?
Prajurit 1              : Kita undi saja. Kita hompimpa.
Para prajurit mengundi.
Prajurit 2              : Wuhuhuhu... Terima kasih Dewa Mars! Ini jubah pusaka, jubah sakti! Hahahahaha... . Dengan ini, aku bisa cepat jadi jendral, hahahaha... .
Yesus                   : Eli... Eli... lama sabakhtani?!
Kayafas                : Lihat, dia memanggil Elia!
Hanas                   : Kita tunggu apakah Elia akan datang untuk menurunkan dia.
Maria didampingi Maria Magdalena dan Yohanes datang mendekat ke salib Yesus.
Yesus                   : (melihat mereka. Kepada Maria...) Ibu, inilah, anakmu! (kepada Yohanes...) Inilah ibumu!
Maria                   : (menangis) Anakku... . Darah dari darahku... daging dari dagingku... .
Yesus                   : Aku haus... .
Kepala Pasukan    : Ambilkan dia anggur masam itu!
Prajurit 3              : Siap, laksanakan. (Mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.) Yang Mulia Raja Yahudi, selamatkanlah dirimu sendiri, hahaha... .
Yesus                   : Selesailah sudah... .
Maria                   : Anakku... .
Yesus                   : Ya Bapa... ke dalam tangan-Mu... kuserahkan... nyawaku... . (menghela nafas terakhir. wafat.)


Eli... Eli... lama sabakhtani?! (doc. pribadi)

Tiba-tiba saja terjadi gempa bumi yang dahsyat. Massa kocar-kacir, lari tunggang langgang ke segala arah.
Prajurit 1              : Bagaimana dengan dia, Tuan?
Kepala Pasukan    : Berikan tombakmu! (menikam lambung Yesus. Mengucur darah dan air dari lambungnya. Bermandi darah dan air dari lambung Yesus) Sungguh orang ini orang benar. Dia sungguh anak Allah.
Gempa telah reda.
Yusuf dari Arimatea masuk bersama Imam 2 (Nikodemus).
Yusuf                    : Tuanku, aku telah memiliki izin dari Pilatus untuk menurunkan jenazah Tuhanku, mengafaninya, dan menguburkannya.
Kepala Pasukan    : Lakukanlah seperti yang kaukehendaki. (mencari prajurit-prajuritnya) Prajurit!!! (tak ada jawaban) Prajurit!!!
Para prajurit masuk, masih ketakutan.
Kepala Pasukan    : Dasar pengecut!!! Bantu orang ini menurunkan dia dari salib.
Prajurit 1, 2, 3      : Siap, laksanakan.
Yusuf                    : (menyapa Maria) Ibu...
Maria                   : Terima kasih.


Pieta (doc. pribadi)

Yesus diturunkan dari salib, lalu dibaringkan ke atas pangkuan ibunya.
Maria                   : Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Nya.
Yesus dikafani, lalu dibawa keluar untuk dimakamkan.

-End-

Sarang-Kalong, 23 Januari 2013
Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments

  1. keren mas kalong,, ta copy ya,, mg suatu saat sy butuhkan ew,, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Bro :) Silakan dicopy. Semoga bisa menjadi pengingat kuliah kita dulu :P

      Delete
  2. YESUS NAZARET RAJA YAHUDI

    DIBUNUH DITOMBAK DIPAKU DIMAHKOTAKAN

    YESUS BETLEHEM ROH KUDUS

    MENCIPTAKAN MENYELAMATKAN MENUBUAT MENGAJARKAN

    YESUS JERUSALEM ANAK DOMBA

    DICAMBUK DILEMPARI DIPIKUL DISALIBKAN

    YESUS YEHUDA PUTRA DAUD

    MENASEHATI MENGHIBUR MEMIMPIN MELAYANI



    YESUS NAZARET RAJA YAHUDI

    DIBUNUH DITOMBAK DIPAKU DIMAHKOTAKAN

    YESUS BETLEHEM ROH KUDUS

    MENCIPTAKAN MENYELAMATKAN MENUBUAT MENGAJARKAN

    YESUS JERUSALEM ANAK DOMBA

    DICAMBUK DILEMPARI DIPIKUL DISALIBKAN

    YESUS YEHUDA PUTRA DAUD

    MENASEHATI MENGHIBUR MEMIMPIN MELAYANI



    YESUS BUMI MATERI ENERGI

    DIKHIANATI DICOBAI DIUJI DISANGKAL

    YESUS SEMESTA HEWAN TUMBUHAN

    MENGHAKIMI MENGHUKUM MENAHAN MEMBEBASKAN

    YESUS SORGA MANUSIA MALAIKAT

    DITOLAK DIJUAL DISURUH DIASINGKAN

    YESUS KRISTUS TUHAN ALLAH

    MERENCANAKAN MELAKSANAKAN MENGHASILKAN MENJADI

    ReplyDelete
  3. “Injil Lukas 22: 40-46 seperti yang tertera pada Bag. III diatas menceritakan kegiatan ditaman Getsemani diatas coba baca secara seksama dan merupakan ayat yang kelihatan lucunya, suka ketawa bacanya, sudah tuhannya berdoa sampai keluar keringat darah setelah selesai berdoa Ia dapatkan murid-muridnya lagi tidur, apakah enggak lucu… yang herannya tulisan siapa ini, apakah benar murid-muridnya yang tertidur mendengar lalu menyampaikannya seperti yang diucapkan Yesus sewaktu berdo’a, sudah jelas Lukas sendiri bukan bagian dari murid Yesus dan ditulisnya saja setidak-tidaknya 60 tahun setelah kematian Yesus itupun hasil dari cerita dari cerita orang lain kala itu, kalau membaca ayat-ayat ini persis sama lucunya terhadap ayat-ayat yang mengisahkan kematian Musa, masak Musa bisa menulis kandungan ayat-ayat sementara dia sudah mati (untuk lebih jelas cobalah baca dan pahami alur cerita dari kisah Musa pada kitab Kejadian), apalagi sepelemparan batu yang disebut pada ayat itu mungkin jaraknya ada 10m, apakah Yesus berdo’a keras-keras, sehingga didengar oleh para muridNya padahal kan lagi tidur…. aneh!, Yesus menyuruh untuk berdoa sepenuhnya lho kok ini tidur, terus Yesus berdoa pada ayat ini kepada siapa kalau bukan kepada Yang Maha Mendengar = Allah! yang berarti Yesus bukanlah sosok Tuhan, yang enggak habis pikir lagi Yudas Iskariot dijadikan penghianat, harusnya Yudas diberi gelar pahlawan, karena dengan terjadinya transaksi penyaliban sehingga dosa-dosa manusia sudah ditebus yang berarti Yudas sudah membuka pintu Surga untuk umat Yesus, dan kasihan lagi para leluhur Yesus pasti masuk neraka semua karena enggak kebagian jatah dari hasil transaksi ini. Makanya para pakar kalangan kristen sendiri pada bingung memahami ayat ini, padahal dalam menafsirkan setiap ayat/kisah dalam Alkitab/Bible katanya selalu berpedoman pada metode PaRDeS atau Midrash dan lainnya”.

    Terus harusnya Yudas Iskariot mendapat gelar pahlawan dong bukan penghianat, soalnya tanpa jasanya transaksi penghapusan dosa tidak pernah akan terjadi.
    dan bagaimana ya.. nasib leluhur Yesus, pasti masuk nerakan semua.... lucu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang Kristiani, khsususnya Katolik, percaya bahwa dosa Adam telah dihapus dengan korban Yesus, sehingga Yesus juga dijuluki Adam Baru. Dengan teologi itu, dosa-dosa mereka yang telah mati sebelum peristiwa Paskah Yesus pun turut serta dilunasi.

      Mengapa Yesus berdoa kepada Allah? Kamu sedang menanyakan tentang misteri Tritunggal Mahakudus. Satu Allah, tiga pribadi. Yesus, Sang Putra, berdoa kepada Allah dalam pribadi Bapa.

      Logikamu bahwa Yudas Iskariot adalah pahlawan adalah logika yang sama yang melahirkan Injil Apokrif Yudas, yang di Indonesia diterbitkan oleh penerbit terkenal itu.

      Delete
  4. Mas Padmo, ijin copy nggih... untuk tablo OMK di Lampung. Pace e Bene... Berkah Dalem

    ReplyDelete

Post a Comment