Cerita
tentang Seorang Perempuan Tua yang Kalian Kenal
*untuk adik-adikku
Dewi, Gangga, Hendy, Hendry, David,
Dian, Nando, Reza, Putri
Adik-adikku,
aku memiliki
sebuah cerita untuk kalian
tentang
perempuan tua di usia senjanya
Perempuan tua
itu selalu bangun pukul lima
lalu berdoa Bapa
Kami dan Salam Maria
Melihat cucu
lelakinya yang baru saja tidur
lalu
terbungkuk-bungkuk berjalan ke dapur
Kaki-kaki tuanya
masih cukup perkasa
menemaninya
menanak nasi di pagi hari
mencuci baju
bersama anak sulungnya
mencuci piring
dan memasak sayur hari ini
Sambal goreng
perempuan tua itu tiada duanya
Restoran mahal
di manapun tak memiliki resepnya
Kalian bisa
melahap banyak nasi jika memakannya
Apa lagi jika
bandeng goreng telur jadi lauknya
Di usianya yang
senja,
masih saja dia
menyimpan cerewet seorang ibu
Akan tetapi, dia
begitu rendah hati dan bijaksana
Pernah dia
menasehati cucu lelakinya itu,
diakhiri dengan
berkata,
“Memang
kamu lebih pintar dari aku.”
Perempuan tua
itu tak lain adalah nenek kita
Dari rahimnyalah
orang tua kita ada
Dialah moyang
kita yang hidup
Setiap pagi berarti
makin senja dia... semakin renta
Namun, masih
saja dia bangun pagi dan berdoa
lalu tertatih
menuju ke dapur untuk kembali menanak
Setiap dari kita
pernah dicerewetinya
tapi, ketahuilah,
itu adalah cerewet seorang ibu
yang
menginginkan yang terbaik untuk kita
Maka, ada
baiknya kita cukup berkata ‘iya’
walau
dalam hati kita berkata ‘itu kuno!’
Nenek sadar,
pandangan hidupnya telah dimakan zaman
Tetapi, apa
salahnya mendengarkan kebijaksanaan tua?
Usianya telah
senja
Setiap pagi
berarti makin senja dia... semakin renta
Sudah selayaknya
dia bahagia
Menjalani
hari-hari tuanya dengan senyum melihat kita
tepi
Jakal, 28 Agustus 2013
Padmo
Adi (@KalongGedhe)
Comments
Post a Comment