Yatim
Aku
ini seorang anak yatim
Ayahku
mati disantet orang
tapi
dokter bilang itu tumor
Apapun,
yang jelas ayahku mati
Ayahku
dulu pegawai negeri
Jujur
dia mengabdi kepada negara
Dengan
teguh hati menolak korupsi
Siapa
yang nyeleweng diganyangnya
Pernah
ada seorang nepotis
Bertindak
curang demi untung pribadi
Sudah
tentu diganyang oleh ayahku
Penuh
dendam, orang itu pun berlalu
Tak
peduli di kota, tak peduli di desa
Bukan
hanya di Jakarta, di pelosok pun ada
Ketidakjujuran
dan kecurangan mengancam siapa saja
Tak
peduli sudah sembahyang lima kali sehari,
atau tiap Minggu ke gereja
Konon
kabarnya orang itu sakit hati
Tidak
terima dengan hardik keras ayahku
Dikirimnya
teluh untuk menumbangkan ayah
Dan
kini... jadilah aku seorang yatim
Dahulu
sempat ada seorang sakti sebenarnya
Melihat
ular besar melilit paru-paru ayah,
dia
tawarkan pengobatan dengan japa mantra
Tapi,
bagi ayah yang seorang rasional sejati,
hanya
dokter yang bisa menyelesaikan sakitnya
Atau...
biarlah seorang perempuan menjadi janda
dan tiga bocah menjadi yatim
Dekat
jenazah ayah, orang sakti itu berkata pada ibu,
supaya
ibu menaruh segenggam beras pada peti itu
sehingga
segala teluh yang menewaskan ayah kembali
Tapi,
sebagaimana ayah, ibu ikhlas tak dendam hati
walau...
kini dia seorang janda
dan suaminya takkan pernah kembali
Jabatan
dan kedudukan
Harta
melimpah dan kemakmuran
lebih
mengagumkan dari kejujuran
lebih
berharga dari pada sikap satria
Agama
saleh tak ubahnya kedok semata
Sedangkan
kata “Tuhan” telah hilang arti
Selamat
datang di negaraku ini...
tanah
di mana melimpah anak yatim
yang ayahnya hilang dan mati
hanya karena punya harga diri
tepi
Jakal, 26 November 2013
Padmo
Adi (@KalongGedhe)
Comments
Post a Comment