Sudah lama kita tidak duduk berdua dipayungi
gemintang dan diselimuti dingin hawa Salatiga. Aku rindu saat-saat itu, saat di
mana aku tak mempedulikan dunia, juga Tuhan, terkecuali kamu. Lalu kubisikkan
sebuah puisi tentang kita, lembut, pada telingamu.
Aku mencari-cari aroma tubuhmu... tapi di sini, di Jogja ini, hanya bau aroma
asap rokok dan apek tubuhku yang kudapati. Sedang kauberada jauh...tenggelam di
antara lautan beton-baja.
Kita membicarakan Tuhan yang sama, tetapi dengan pemahaman yang berbeda. Kita
membicarakan cinta yang sama, tetapi dengan pengertian yang tak serupa. Tuhan
dan cinta adalah dua kata yang kosong. Kita bisa mengisinya sesuka kita.
Celakanya, kita tak sama... tak pernah sama.
Sebab itulah sering kali aku diam. Hanya saja, malam ini aku rindu... rindu
pada saat-saat di mana kita duduk berdua dipayungi gemintang dan diselimuti
dingin hawa Salatiga.
06 Juni 2014
Padmo Adi
Comments
Post a Comment