NUSANTARA... TANAH GARUDA!
Indonesia,
Sabang-Merauke.
Lebih jauh dari pada London di
Inggris ke Ankara di Turki.
Sama jauhnya dengan Pantai Barat
hingga Pantai Timur Amerika Serikat.
Namun, baru di 3-4 pulaunya saja
aku berkendara.
Begitu kaya, sekaligus begitu
nelangsa...
Indonesia.
|
Gunung Merapi, Yogyakarta, Pulau Jawa |
Andalas...
Pada ujung selatanmu aku pernah
berdoa,
memohon Tuhan mengaruniaiku
putra.
Tapi, mungkinkah aku sampai di
ujung utara daratanmu,
berkendara di tanah Pendekar
Perempuan gagah perkasa,
penetak kejantanan Belanda?
Celebes...
negeri para petualang dan pelaut
ulung... .
Pemudamu petarung sejati.
Anak daramu bagaikan impian.
Papua...
kiranya kau bukan luka yang terus
menganga!
Biarlah suaramu menggema di
angkasa Nusantara.
Dan, deru berat sepatu boot itu
sirna. Jadi senyum saudara.
Baku peluk. Bakar batu.
|
Pantai Sapenan, Lampung, Pulau Sumatera |
Borneo...
akankah roda-rodaku merasakan
lumpur musim hujanmu,
atau debu musim kemaraumu?
Pada tanahmulah sayatan oleh
pisau keserakahan... kapitalisme.
Hutan hujanmu lestarilah.
Born-neo... .
Sunda Kecil... Sunda Kecil...
tunggulah kenekatanku.
Akan kuajak anak lelakiku
berkendara
menyusuri pantaimu.
Inilah janji... .
Tunggulah kami.
Indonesia,
bagaimana mungkin aku tertarik
berkendara ke ujung dunia,
ketika semua hingga ujung dunia
berbondong-bondong pergi kepadamu?
|
Danau Tamblingan, Pulau Bali |
Nusantara... Tanah Garuda!
Kelima silanya menyadarkanku,
Jawa, Surakarta, apa lagi Katolik
itu bukan apa-apa,
hanya kepingan kecil dari
Nusantara Raya.
Dan, seolah-olah aku belum
berkendara ke mana-mana.
Angka 100.000 kilometer tidak ada
apa-apanya.
Surakarta
Utara, 15-16 Januari 2018
Padmo
Adi
Comments
Post a Comment