ORANG-ORANG BARAT PADA PULAU PARA DEWA

  ORANG-ORANG BARAT PADA PULAU PARA DEWA *kepada Hugo   Lukisan Sri Yesus Kristus bersama dengan Sri Krishna setelah Tuhan mereka bunuh berkali-kali... yang terjadi adalah kemanusiaan yang mati... akhirnya menjelma jadi jiwa yang mengembara di padang belantara... ke selatan, ke utara... ke timur, ke barat... ke sana... entah ke mana... mencoba menemukan Tuhan yang telah tiada   walaupun demikian, itu lebih baik bagi mereka daripada mulut ngaku ikut Sang Lelaki Galilea tapi membela anak ular beludak sampai mati atau mewarnai semua dengan mejikuhibini Ah, Hug, Barat itu arah terbenamnya matahari bacalah Wahyu, semuanya sedang digenapi...   Malang, 07 Oktober 2024 Padmo Adi

MALAM KEPUTUSAN

MALAM KEPUTUSAN

Keluar atau terus bagi seorang frater tidak seperti “siang ini aku ingin makan sup saja dari pada dengan nasi”. Keluar atau terus bagi seorang frater melibatkan segenap kediriannya, antara dia dengan jati diri (siapa dia sebenarnya) di hadapan Tuhan. Sungguh menyedihkan mereka yang memandang sebelah mata para mantan frater. Mereka hanyalah penonton kehidupan, bukan pelaku. Saat memutuskan keluar atau terus bagi seorang frater adalah saat istimewa, saat dia akan menjadi dirinya sebenarnya dan akan hidup sebagaimana dirinya sebenarnya. Sungguh menyedihkan para frater yang melewatkan saat-saat ini. Mereka sebenarnya takut bertemu kesejatian dirinya, lebih menyedihkan mereka takut pada kehidupan yang nyata-nyata ada bersama mereka. Pelarian apa pun akan sia-sia.

Filosofan Wisma Nazaret,
Minggu, 8 Februari 2009
Yohanes Padmo Adi Nugroho

Comments