ORANG-ORANG BARAT PADA PULAU PARA DEWA *kepada Hugo Lukisan Sri Yesus Kristus bersama dengan Sri Krishna setelah Tuhan mereka bunuh berkali-kali... yang terjadi adalah kemanusiaan yang mati... akhirnya menjelma jadi jiwa yang mengembara di padang belantara... ke selatan, ke utara... ke timur, ke barat... ke sana... entah ke mana... mencoba menemukan Tuhan yang telah tiada walaupun demikian, itu lebih baik bagi mereka daripada mulut ngaku ikut Sang Lelaki Galilea tapi membela anak ular beludak sampai mati atau mewarnai semua dengan mejikuhibini Ah, Hug, Barat itu arah terbenamnya matahari bacalah Wahyu, semuanya sedang digenapi... Malang, 07 Oktober 2024 Padmo Adi
TEMPAT ISTIRAHAT (David Campton) - Padmo Adi & Dewi Puji Lestari
pada tanggal
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
TEMPAT ISTIRAHAT (David Campton)
Padmo Adi & Dewi Puji Lestari
Padmo Adi dan Dewi Puji Lestari melakukan dramatik reading yang disiarkan langsung secara live instagram pada hari Sabtu, 20 Juni 2020, pk 20.00.
Naskah yang dibawakan berjudul Tempat Istirahat, karya David Campton.
Pentas ini merupakan wujud pencarian kemungkinan-kemungkinan baru suatu pentas teater, terutama ketika kita tidak boleh bertemu fisik oleh karena wabah covid-19. Dewi ada di Jawa Timur sementara Padmo Adi ada di Jawa Tengah; pentas bersama meretas jarak kurang-lebih 300km.
Tentu ada kendala basic di sana: sinyal internet di Indonesia yang sungguh sangat petewele... hahaha... . Bisa jadi kami salah pilih hari; kami pentas di Malam Minggu, hari di mana bisa jadi ribuan pasang kekasih sedang dimabuk asmara meluapkan kerinduan mereka lewat internet... fufufu... .
Namun demikian, pentas kali ini membuat kami menyadari akan kemungkinan-kemungkinan pentas tanpa pertemuan fisik. Salah satu kemungkinannya adalah mendaur ulang bentuk drama lawas yang mungkin sudah ditinggalkan: drama radio. Apakah akan hadir drama podcast? Drama youtube? Atau drama instagram? Atau malah drama soundcloud? Kemungkinan itu terbuka lebar.
Yang jelas, teater adalah sesuatu yang dinamis, sebab yang menghidupinya adalah manusia yang selalu menjadi, sama seperti kata Sartre: l'etre-pour-soi... Ada-bagi-dirinya.
Terima kasih kepada Ivan "Tapir" Dhimas dari Malam Sastra Solo (MaSastrO). Terima kasih pula kepada keluarga besar Gesang "Brogess" Yoedhoko. Dan, terima kasih kepada para "hadirin" yang telah menyaksikan pertunjukan kami.
Comments
Post a Comment