PESTA SUNYI OLIGARKI
|
Tim Kamboja, Garda Akhir RS Brayat Minulya memberi penghormatan terakhir dan doa kepada jenazah korban covid19. Begajah, Sukoharjo, Jawa Tengah. Foto dari Antonius Suhartanto. |
Matahari pagi membakar orang-orang
renta yang memohon hidup darinya
Pada lorong-lorong rumah sakit
banyak orang keleleran menolak mati
Banyak
juga orang meregang nyawa sendiri di rumah tanpa
sempat melolong minta tolong
Ambulan-ambulan mulai lunglai, tak
lagi kuat mengantar tubuh-tubuh dan bangkai
Sementara itu di jalanan-jalanan
kota,
aku melihat wajah-wajah oligarki
menjual diri pada baliho-baliho
besar-besar
sembari menulis nama lengkap
dan empat angka:
2024
Aku ingin meludah!
Di saat kita dilanda nestapa...
bernapas tak bisa, perut
juga meronta!
Aku ingin muntah!
Di saat maut mengepung
laksana sekawanan serigala...
pergi keluar mati dicekik korona
tetap di rumah mati kelaparan nasi
tiada
Kita
ditinggalkan
mati
sendiri
Sementara para oligarki pamer foto
dengan senyum pada muka,
Mengemis-emis 2024
nanti kita coblos wajah mereka,
supaya bisa ada di senayan,
supaya bisa ada di
istana merdeka
Padahal
kita sudah lebih dari setahun merana,
menghitung hari
menghitung nama
kali ini giliran siapa dijagal ajal
Jangan... janganlah mati hari ini!
Sebab
kita cuma akan jadi pamflet
lalu di-broadcast sehari
dan besok dilupakan,
jadi data pada Negara
yang banyak bilangannya
dimanipulasi
dan bagi Armando semata
deret angka
tanpa sejarah
tanpa cerita
tanpa cita
Mari saling bergandengan
tetangga bantu tetangga
kita perkuat komunitas
kita jaga kerabat
kita sapa saudara
yang tengah bergulat
sembari kita ingat-ingat
wajah-wajah yang telah
memikirkan 2024!
Kita kutuk sumpahi mereka,
kita akan tetap di rumah saja
tatkala kelak mereka akhirnya menggelar pesta!
Biar jadi pesta sunyi, sebab
saat ini mereka biarkan kita mati.
Singosari,
24 Juli 2021
Om
Dapdia
Comments
Post a Comment